PURBALINGGA – Selama setahun, Kompak Bangga alias Komunitas Petani Kopi Purbalingga telah mewarnai dunia perkopian di tanah Perwira. Bagaimana komunitas ini memberikan edukasi budi daya kopi dan proses paska panen yang baik.
“Kami memberi edukasi itu sehingga petani mempunyai produk kopi yang bagus dan nilai jual yang bagus juga di pasar,” kata Ketua Kompak Bangga, Arif Prasetyo saat perayaan ulang tahun komunitas ini di halaman Museum Soegarda Poerbakawatja, Sabtu (16/11) malam.
Selama ini prestasi yang telah diraih, sudah terlembagakan hingga Kementerian Hukum dan HAM dan sudah tergabung dalam Indonesia Cofee Exchange yang mana 11 produk petani kompak yang sudah memiliki barcode bisa diakses oleh masyarakat luas. Kompak Bangga juga sudah menembus sepuluh besar festival kopi Jawa Tengah 2019.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, kehadiran Kompak Bangga telah mewarnai perkembangan dan dinamika dalam pertanian kopi. Bukan sekadar membangun kembali kejayaan kopi Purbalingga, tapi telah memberi sumbangsih upaya konservasi.
“Saya sangat mengapresiasi kecintaan dan keseriusan Kompak Bangga dalam membudidayakan kopi,” katanya.
Deklarasi
Di saat industri kopi dunia dan Indonesia menggeliat, kopi Purbalingga mendapat imbas positif. Geliat kopi dari hulu hingga hilir sudah bergairah. Harapannya, tidak sekadar latah, namun konsisten dan berkelanjutan. Sehingga berdampak pada kesejahteraan petani dan agropreneur kopi.
Pada malam itu, diserahkan sertifikat pelatihan proses pengolahan kopi, penyerahan deklarasi yang ditandatangani lagi oleh Bupati, Dandim 0702 Purbalingga, Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata.
Ulang tahun dirayakan oleh sejumlah komunitas seperti komunitas tanaman hias, ikan hias, anggrek, UMKM Bangga dan komunitas musik. (H82-37)