BANJARNEGARA – Untuk mencegah penyebaran virus korona, Diklat Merden (DM), Kecamatan Purwonegoro, Kabupaten Banjarnegara, meliburkan seluruh siswa yang berjumlah 251 anak. Mereka akan berkumpul lagi setelah keadaan dinyatakan bebas dari penyakit tersebut.
Demikian keterangan pemilik DM, Rohman Supriyadi, kemarin. DM adalah lembaga pendidikan usia dini pemain sepka bola, untuk usia SMP dan SMA. Para siswa ditampung di asrama, melakukan kegiatan harian sejak pukul 04.00 smapai 21.l00, dimulai sholat Subuh, latihan pagi, sekolah, latihan sore, mengaji, dan belajar.
Dia menambahkan, urusan latihan di lapangan hijau ditangani pelatih yang direkrut. Dalam bidang akademik, para siswa menuntut ilmu di sekolah umum, yang dekat asrama dan sudah bekerja sama dengan DM.
Siswa DM terdiri atas usia SMP dan SMA. Dalam pelajaran agama, saat awal didirikian (2015), Rohman sendiri mengajar hafalan Alquran. Anak ditarget dalam setahun hafal dua juz. Setelah siswa semakin banyak, tugas itu diberikan kepada guru-guru agama.
Siap Pakai
”Materi yang diberikan pengajaan Al-Qur’an, tahsin, dan tahfidz,” tutur Rohman, kemarin.
DM bermarkas di Stadion Urang Jaya Desa Merden. Siswa yang dibina usia 16-18 tahun, dengan target siap pakai di liga senior. Belajar dari pengalaman, didapat fakta membentuk karakter dan mengasah skill pemain usia SMA relatif lebih sulit, dibanding usia di bawahnya. Karena itu, mulai 2017 DM menerima siswa usia kelas VII (I SMP).
Selain berlatih, para siswa mendapat pegalaman bertanding dengan dikirim mengikuti event. Tak hanya di dalam negeri, kejuaraan antarsekolah sepak bola (SSB) di luar negeri juga diikuti, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
”Itu untuk memberi pengalaman internasional pada siswa sejak dini.”
Jumlah siswa DM terus meningkat, sehingga membutuhkan dukungan fasilitas. Tahun ajaran 2020 ini siswa lembaga itu 251 anak, terdiri atas usia SMP 150 anak dan SMA101 anak. Dari segi jumlah, mungkin itu yang terbanyak untuk ukuran sebuah lembaga pembinaan pemain sepak bola usia dini atau SSB. (bd-52)