BANYUMAS-Upaya menuju ‘Smart School’ atau sekolah pintar secara bertahap dilaksanakan SMK Maarif NU 2 Ajibarang. Peningkatan profesionalitas pendidik, hingga penggunaan aplikasi ‘internet of things’ (IoT) atau internet untuk segalanya, mulai diterapkan untuk efektivitas dan efisiensi kegiatan siswa di sekolah.
Kepala SMK Maarif NU 2 Ajibarang, Sodikin, ST, MPd mengatakan sekolah pintar adalah jawaban pendidik menghadapi era disrupsi sekarang ini. Era industri 4.0 menjadi keniscayaan yang harus dihadapi oleh siapapun termasuk dunia pendidikan. Untuk itulah kesiapan dan langkah nyata untuk mengikutinya menjadi mutlak dilaksanakan.
“Makanya selain sarana prasarana, kita juga tingkatkan kapasitas sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah ini. Kami adakan pelatihan khusus, outbound, hingga seminar guru hebat untuk meningkatkan profesionalisme guru terutama dalam menghadapi industri 4.0 ini,” ujar Sodikin usai mendampingi kegiatan outbound dan seminar guru hebat di sekolah setempat, Minggu (29/9).
Dijelaskan Sodikin, ke depan dengan teknologi IoT inilah, SMK ini akan terus berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran kepada para siswa. Hal ini penting untuk menciptakan ‘habit’ atau kebiasaan akademik yang akrab dengan teknologi. Terkait hal itulah secara bertahap proses SMK menuju Sekolah Pintar terus dilaksanakan bersama, serentak dan sistematis.
“Secara bertahap kami bersama terus belajar dan mendorong praktik nyata IoT untuk efektivitas dan efisiensi kegiatan di sekolah. Kalau dulu pembelajaran dilaksanakan konvensional menggunakan papan tulis, kertas dan sebagainya. Sekarang kita bisa lakukan dengan ponsel pintar, bahkan meski siswa tidak berada di tempat yang berbeda,” jelasnya.
Praktik baik untuk penggunaan IoT ini telah dimulai dengan menggunakan ‘tool’ atau instrumen yang ada internet untuk pembelajaran, penilaian tengah semester bahkan untuk pemilihan ketua OSIS di sekolah setempat pekan lalu. Melalui praktik online berbasis internet ini, siswa didorong semakin akrab menggunakan ponsel pintar untuk kegiatan belajar hingga pembelajaran demokrasi langsung di sekolah.
“Bekerjasama dengan Multimedia PNV Chanel Cilacap, kami juga baru saja meluncurkan televisi pendidikan dengan nama TV Tama yang bisa langsung diakses melalui internet. Ini menjadi ikhtiar mendorong ekosistem di revolusi industri digital di lingkungan sekolah,” tegasnya.
Kepala SMK Maarif NU 2 Ajibarang, Sodikin mengatakan kegiatan ini
menjadi bagian peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan di
sekolah kejuruan bidang kesehatan tersebut. Dengan mendatangkan tutor
dan pelatih yang profesional diharapkan kegiatan ini berdampak pada
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan di sekolah setempat.
“Ini menjadi bagian ikhtiar untuk mendorong kualitas sumber daya
manusia pengajar di sini. Karena dari sini pula kekompakan tim semakin
dibentuk bersama. Karena dengan saling bersinergi inilah, niscaya
pendidikan di sekolah ini semakin bertambah maju,” katanya.
Dijelaskan Sodikin, melalui seminar guru hebat, diharapkan motivasi dan
profesionalitas serta motivasi guru semakin meningkat. Dampaknya
diharapkan akan terjadi sistem pembelajaran yang semakin maju. Para
siswapun akan semakin semangat dalam belajar sehingga prestasi sekolah
akan semakin meningkat.
“Kami juga terus mendorong pengembangan pendidikan dengan basis
teknologi komunikasi dan informatika. Untuk itulah selain para siswa,
para guru sebagai bagian pelaku pendidik harus terus memperbarui
pengetahuan dan pengalamannya menggunakan teknologi informasi untuk
pengembangan pembelajaran di sekolah ini,” ujarnya.
Waka Kurikulum SMK
Ma’arif NU 2 Ajibarang, Nur Hidayah SSi menyatakan SMK Maarif NU 2 Ajibarang memang dikenal sebagai penyelenggara pendidikan kejuruan bidang kesehatan. Namun demikian pihak sekolah tak ingin ketinggal dengan revoluasi industri 4.0 yang sudah dirasakan semua pihak. Dengan teknologi internet inilah, nantinya efektivitas dan efisiensi pembelajaran bisa terus dilaksanakan.
Melalui pemanfaatan teknologi informatika inilah, sekolah terbukti bisa
mengenalkan dan mengajak siswa untuk memanfaatkan ponsel pintar secara
positif untuk penjnjang kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Di samping
juga, bisa membuat proses evaluasi pembelajaran bisa dilaksanakan
efektif dan efisien.
“Contohnya dengan penilaian tengah semester (PTS) berbasis online, tingkat kecurangan siswa bisa diantisipasi. Dengan ‘tool’ alat yang ada di internet memungkinkan soal
dan jawaban bisa diacak. Nilaipun bisa langsung terlihat. Karena menggunakan sistem online, maka pengeluaran untuk kertas ujian terbilang nol rupiah,” katanya.(K37-)