PURWOKERTO – Organisasi kemasyarakatan (Ormas) pendiri partai Golkar, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) di wilayah Kabupaten Banyumas mendorong adanya regenerasi kepemimpinan di dalam tubuh Partai Golkar setempat untuk kepengurusan lima tahun ke depan.
Dalam waktu dekat ini, DPD Partai Golkar Kabupaten Banyumas bakal melaksanakan musyawarah daerah (Musda). Sejumlah agenda penting di antaranya memilih ketua dan kepengurusan baru serta meminta pertanggungjawaban kepengurusan sebelumnya.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (Depimcab) Soksi Kabupaten Banyumas, Deseri Wijaya Tambunan mengatakan, seluruh pengurus Depimcab Soksi serta lembaga Soksi telah bersepakat untuk mengawal dan mendorong adanya perubahan kepengurusan saat Musda dalam waktu dekat ini. Hasil kesepakatan itu diputuskan tanggal 8 Juli lalu.
“Musda Partai Golkar Banyumas harus ada perubahan dan kepengurusan baru, karena sejak tahun 2014 sampai sekarang, saat pilkada calon yang diusung selalu kalah. Saat pemilu legislatif, kursi yang dihasilkan di DPRD kalah dengan partai lain. Ini sebagai bentuk kegagalan kepemimpinan yang sekarang,” katanya melalui keterangan pers, Jumat (10/7).
Regenerasi kepemimpinan, kata dia, perlu dilakukan untuk menjaga keutuhan kader Golkar baik di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan se-Banyumas.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman, dua kali kepemimpinan kepengurusan Golkar saat ini kurang mampu membawa partai berlambang pohon beringin itu memenangi momen-momen politik di tingkat lokal. Hal itu harus dijadikan evaluasi untuk memberikan kesempatan kepada kader-kader potensial yang lain memimpin ke depan.
“Kami juga sepakat menolak segala tindakan dan kegiatan yang tidak sesuai AD/ART partai, termasuk di dalamnya meminta surat pernyataan dukungan kepada ketua-ketua pimpinan kecamatan (PK)
dengan memanfaatkan jabatan dan kegiatan politik uang mengatasnamakan partai sesuai aturan dari DPP,” katanya.
Pernyataan Sikap
Dalam pernyataan sikapnya itu, lanjut Tambunan, seluruh organ Soksi juga menyatakan akan mengawal dan melaksanakan hasil Munas Partai Golkar dan Peraturan Organisasi (PO). Dengan ini pihaknya menolak model-model paksaan untuk menjadi ketua DPD Golkar Banyumas.
“Kami melihat ada upaya-upaya untuk mempertahankan jabatan dengan cara tidak sesuai AD/ART partai. Prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela (PDLT) adalah kunci kepemimpinan Partai Golkar. Pilkada yang kalah, dan kursi di DPRD yang berkurang adalah bukti kegagalan kepemimpinan sekarang,” tegasnya.
Bentuk kegagalan lain, lanjut dia, koordinasi dan komunikasi organisasi kurang kuat. Kemudian pembinaan organisasi sayap baik yang didirikan dan mendirikan partai tidak ada, serta pelaksanaan kegiatan organisasi hanya bersifat normatif.
“Kami juga sudah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan organ-organ sayap partai dan pengurus kecamatan maupun desa/kelurahan untuk sama-sama mengawal agar Musda menghasilkan regenerasi
baru,” tandasnya. (G22-2)