PURBALINGGA – Nanti malam, Rabu (19/8) umat muslim merayakan pergantian tahun baru Islam bertepatan dengan 1 Muharam 1442 Hijriyah. Pada saat itulah, umat Muslim dianjurkan untuk membaca doa akhir tahun dan awal tahun.
Menurut Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Masruhin Abdul Majid, sebenarnya memang tidak ada dalil doa khusus untuk membaca doa ini. Namun juga tidak ada dalil larangannya membaca doa ini.
“Doa ini di susun ulama. Doa ini ada dalam Kitab Maslakul Akhyar karangan Habib Ustman bin Yahya. Jadi, dalil perintah doa khusus tidak ada, begitu juga dalil larangannya,” katanya.
Oleh karena itu, maka, lanjut pengasuh Ponpes Madani, Tunjungmuli, Karangmoncol, Purbalingga ini, kita melihat dalil umumnya, yaitu diperintahkan kita berdoa secara umum. Yakni berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala untuk meminta perlindungan dan keselamatan.
“Seperti halnya kita berdoa ketika hendak bepergian, hendak makan, hendak tidur. Demikian pula dengan doa akhir tahun dan awal tahun. Maka doa di waktu itu boleh dan bahkan sunah,” katanya.
Adapun waktu yang baik untuk membaca doa akhir tahun yaitu pada saat pergantian tahun Hijriyah atau tahun Islam. Berganti harinya sebelum mahgrib, yaitu pada 29 Dzulhijjah selepas shalat Ashar sebelum Maghrib. Waktu tersebut bertepatan dengan Rabu, 19 Agustus 2020. Sedangkan waktu untuk membaca doa awal tahun yaitu pada memasuki 1 Muharam bertepatan selepas shalat Maghrib.
Berikut ini doa akhir tahun yang hendaknya dibaca:
Doa Akhir Tahun
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
“Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.”
Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku”.
Doa Awal Tahun
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِه، وَالعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
“Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.”
Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini”.
“Dengan membaca doa tersebut semoga dosa-dosa yang kita lakukan selama satu tahun diampuni oleh Allah. Dan selama setahun ke depan kita diberi pelindung dan keselamatan oleh Allah,” pungkas KH Masruhin. (H82-4)