BANYUMAS-Akibat tertimbun longsor, Wagimin (42) warga RT 3/RW 7 warga Desa Bogangin, Kecamatan Sumpiuh dilaporkan meninggal dunia. Pasalnya rumahnya tertimbun longsor pada Selasa (17/11/2020) dini hari.
Camat Sumpiuh, Achmad Suryanto mengatakan dari laporan warga, selain korban tewas, anak dan isteri korban selamat dari longsor yang terjadi sekitar pukul 03.00. Dari data sementara bencana longsor juga menimpa tiga desa di Kecamatan Sumpiuh.
“Jenazah sudah bisa evakuasi sekitar pukul 5.30 setelah material longsoran berhasil disnggkirkan. Korban juga sudah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat,” jelasnya saat dihubungi lewat telepon Selasa pagi.
(Baca Juga : Banjir Lumpuhkan Jalur Kemrajen-Sumpiuh Lima Jam )
Selain di Bogangin, longsor terjadi di Desa Banjarpanepen dan Selanegara. Di Desa Bogangin, ada satu korban meningggal tertimbun longsor karena tidak bisa menyelamatkan diri. Saat kejadian masih kondisi tidur sehingga tidak bisa menyelamatkan diri.
Menurut Suryanto, longsor menimpa tiga rumah. Yakni Wagimin (42), warga RT 3/RW 7, selain satu meninggal dunia, kerugian material sekitar Rp 100 juta. Kedua, menimpa rumah Sudarmin (46), warga RT 5/RW 6, kerugian Rp 75 juta dan ketiga, rumah milik Asmudi (74), warga RT5/RW 6, kerugian sekitar Rp 75 juta. Ketiga warga Desa Bogangin.
Sementara untuk bencana banjir, kata dia, melanda Kelurahan Sumpiuh di Grumbul Karet, Desa Karangedang, Kemiri, Selandaka, Pandak. Dan terakhir air menumpuk ke Desa Nusadadi (cedukungan). Menurutnya, karena banjir hanya melimpas, sehingga warga tidak sampai mengungsi.
Banjir di wilayah Sumpiuh, katanya, akibat sejumlah sungai meluap, tidak mampu menampung debet air akibat curah hujan yang lebat. Seperti Sungai Sengon, Sungai Angin dan Sungai Reja.
Selain di Sumpiuh, bencana banjir Kemranjen kembali terjadi usai hujan lebat mengguyur wilayah Banyumas bagian selatan sejak Senin (16/11/2020) malam hingga Selasa (17/11) dini hari. Selain banjir, hujan deras juga memicu longsor di sejumlah desa di wilayah Banyumas bagian selatan.
Kali ini bencana banjir selain melanda belasan desa di Kecamatan Kemrajen, Sumpuh dan Tambak, juga sempat melumpuhkan jalur selatan Purwokerto arah Yogyakarta hingga lima jam.
Akibatnya banyak kendaraan yang terjebak dan tidak bisa lewat jalur tersebut. Hanya kendaraan tinggi yang berani lewat, namun pelan-pelan. Petugas kemudian mengalihkan ke jalur selatan-selatan lewat Kroya, Nusawungu dan Binangun Kabupaten Cilacap.
“Bencana banjir Kemranjen mulai masuk ke jalan raya mulai pukul 3.00, akibat luapan Sungai Tipar yang mulai pendangkalan, Ketinggian di jalur selatan etiggian sampai setengah meter. Ini mulai dari Desa Kedungpring sampai Kebarongan,” kata Camat Kemrajen, Irawan, dikonfirmasi via telepon tadi pagi.
Jalur yang paling parah terdampak bencana banjir Kemranjen antara Pom Bensin Kedungpring hingga balai desa. Hingga pukul 9.00, katanya, banjir masih mengenangi jalur tersebut, namun sudah mulai menyusut, sehingga sebagian kendaraan roda tinggi sudah berani lewat. Sedangkan banjir limpahan ini melanda Desa Kedungpring, Kebarongan, dan titik akhir air limpasan akan mengumpuldi Desa Sirau dan Desa Grujugan.
Sementara longsor, lanjut Irawan melanda Desa Karangintung, menimpa dapur belakang milik salah satu warga. Namun tidak ada korban jiwa. Selain itu, juga menimbun jalan desa antar grumbul.
“Sementara untuk menyingkirkan timbunan longsor belum dilakukan, menunggu kondisi perkembangannya, karena takut terjadi longsor susulan,” katanya.
Selain banjir, hujan semalaman ini juga turut mengakibatkan bencana tanah longsor di sejumlah wilayah desa di wilayah Banyumas bagian selatan. Bahkan satu orang ditemukan meninggal akibat tertimbun tanah longsor di Desa Bogangin Kecamatan Sumpiuh. Pencarian terhadap korban lainnya juga masih dilakukan relawan gabungan.
(aw-3)