PURWOKERTO – Penyaluran sayuran untuk program bantuan pangan nontunai (BPNT) bagi keluarga miskin untuk bulan Januari yang disalurkan mulai tanggal 7 Februari lalu di Kabupayen Banyumas bermasalah.
Di beberapa lokasi, khusus komponen sayuran kubis dan welok yang sudah dibungkus dalam plastik yang dikirim oleh penyuplai ke e-warung banyak yang rusak. Bahkan sebagian ada yang sudah membusuk, sehingga tidak layak dimasak.
“Yang bermasalah khusus untuk penyaluran jenis sayuran, karena ada temuan di beberapa lokasi yang tidak layak. Sehingga sudah kita perintahkan suplaiyernya untuk menarik dan mengganti,” kata Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermaes) Pemkab Banyumas, Kartiman, kemarin.
Temuan sayuran ‘busuk’ itu kali pertama ramai atau viral di media sosial, ditemukan di Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng, saat penyaluran pertama tanggal 7 Februari lalu. Warga penerima maupun pemilik ewarung menyatakan tdak bersedia menerima, sehingga barang tersebut tidak dibagikan.
KPM yang telah mencairkan uang dari program BPNT saat mau membelanjakan lewat e-warung yang ditunjuk, mengaku kaget saat tambahan barang berupa sayuran yang wajib dibeli dalam kondisi tidak layak masak. Di antaranya keluhan mereka, mempertayakan ketidakprofesionalan suplaiyer barang yang ditunjuk pihak dinas.
“Khusus untuk sayuran, ini kali pertama. Kalau untuk beras, telur dan tempenya tidak bermasalah. Makanya nanti akan kita evaluasi supaya penyaluran berikutnya tidak bermasalah lagi,” tandas Kartiman.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Penanganan Fakir Miskin Dinsospermades, Lili Mudjianto mengatakan, suplaiyer bahan makanan untuk program BPNT di Banyumas berasal dari Jakarta.
Menurutnya, ada tiga pemain pemasok program pengganti rastra atau raskin ini. Masing-masing suplaiyer bertanggungjawab untuk sembilan kecamatan.
“Mereka ini juga suplaiyer untuk Bulog yang memasok beras untuk BPNT. Karena menimbulkan masalah, ini nanti akan dievaluasi tanggal 13 Februari besok. Khusus sayuran kan komponen yang paling riskan karena karakternya tidak tahan lama,” katanya terpisah.
Lili mengungkapkan, kejadian tersebut terjadi karena waktu penyaluran yang sudah mepet, namun dri pemerintah pusat menambahkan komponen jenis sayuran. Sehingga suplaiyer yang ditunjuk dipilih yang sudah memasok untuk jenis komponen lain ke Bulog.
“Sayuran yang rusak sudah ditarik danminggu ini langsung disalurkan lagi. Sebelumnya saat tidak ada tambahan sayuran, biasanya penyaluran seminggu sudah klir,” jelasnya.
Dia menilai, suplaiyer ini kemungkinan besar belum berpengalaman untuk komponen sayuran. Sehingga saat evaluasi, mereka akan diundang, dipertemukan dengan pihak Bulog dan e-warung.
“Suplaiyer yang ditunjuk ini sebenarnya hasil kesepakatan earung, karena mereka menyatakan tidak sanggup jika mengadakan sendiri. Beda dengan beras dan telur, sebagian e-warung bisa mengadakan sendiri,” katanya.
Jumlah KPM untuk program BPNT di Kabupaten Banyumas tahun 2020 sebanyak 140.529. Untuk pelayanannya disalurkan melalui 72 6e-warung. Selama ini, e-warung sebagai tempat untuk pelayanan pembelanjaan dari penerima KPMBPNT.
Nilai uang yang diterima setiap KPM sekarang Rp 150.000 per bulan. Sebelumnya sebelum ada tambahan komponen sayuran dan tempe, menerima Rp 110.000 per bulan, atau mulai tahun 2020 ada tambahan Rp 40.000.(G22-20)