PURBALINGGA – Para ulama di Kabupaten Purbalingga menyarankan agar salat Jumat di masjid diganti dengan salat Duhur di rumah masing-masing. Hal ini sebagai antisipasi menyebarnya virus Korona atau Covid-19 di masyarakat.
Hal itu menjadi kesimpulan saat rapat koordinasi antara Forum Komunikasi Antarumat Beragama (FKUB), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), tokoh agama dan pimpinan ormas Islam di ruang rapat Bupati, Kamis (26/3).
“Disarankan, salat Jumat besok diganti dengan salat Duhur di rumah masing-masing,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purbalingga, KH Roghib Abdurrahman.
Namun demikian, di lapangan banyak umat yang akan tetap melaksanakan salat Jumat dengan berbagai alasan. Karena itu, pihaknya tetap mengakomodir keinginan umat dengan catatan melaksanakan standar operasional pencegahan penyebaran virus Korona dengan ketat.
Antara lain, pihak takmir masjid harus menyediakan sabun cuci tangan dan jamaah terlebih dulu disemprot cairan disinfektan serta jangan berangkat ke masjid terlalu awal. Kemudian durasi diperpendek baik khutbah maupun pelaksanaan salat.
“Khutbah yang tadinya 20 menit jadi 5 menit, yang penting rukun khutbah tidak ditinggalkan. Salatnya, bacaan suratan ambil yang pendek saja. Jaga shaf salat. Ini semua sebagai ikhtiar kita bersama untuk mencegah penyebaran virus Korona,” katanya.
Kemudian para perantau yang baru pulang mudik dan yang sedang sakit, diminta untuk tidak ikut salat Jumat di masjid.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Agung Darussalam, KH Noer Isja mengatakan, pihaknya akan tetap melaksanakan salat Jumat. Hanya saja durasi salat dipercepat dan khutbah diperpendek. Alasannya pemerintah hanya mengeluarkan imbauan, bukan pelarangan salat Jumat. Namun demikian pihaknya sudah siap SOP pencegahan penyebaran virus Korona.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, selain imbauan mengganti salat Jumat menjadi salat Duhur, dalam rapat terbatas tersebut diputuskan agar kegiatan keagamaan yang melibatkan massa seperti yasinan, tahlilan, hajatan dan pengajian untuk ditunda pelaksanaannya.
Tiwi juga menegaskan, kepada masyarakat Purbalingga yang saat ini masih di luar kota, diusahakan jangan pulang kampung terlebih dahulu. Sebab, sejumlah kasus Corona di Purbalingga adalah para pemudik.
“Karena mobulisasi saudara-saudara sekalian akan meningkatkan potensi penyebaran virus Korona kepada masyarakat Purbalingga yang lain,” katanya. (H82)