PURWOKERTO– Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) meminjamkan gedung untuk tempat karantina massal bagi pemudik di Kabupaten Banyumas kategori orang dalam pemantauan (ODP). Gedung yang dipinjamkan tersebut berada di kampus III Jl Achmad Dahlan Kembaran, lengkap dengan fasilitas perlengkapan, tim medis dan tenaga teknis lain.
“Ada 100 bed tempat tidur lengkap dengan peralatan pendukung yang lengkap seperti ruangan berpendingin dan ada tim kesehatan yang nantinya akan membantu memberikan pelayanan mereka yang masuk karantina,” kata Rektor UMP, DrAnjar Nugroho, saat penyerahan peminjaman gedung kepada Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, Selasa (12/5).
Menurut Anjar, ruangan yang disiapkan berada di lantai dua dan tiga. Gedung tersebut dirancang untuk rumah sakit pendukung Fakultas Kedokteran.
Lokasinya juga aman untuk lingkungan sekitar. Pihaknya hanya menyiapkan peminjaman gedung beserta sarana dan prasana pendukung serta tim medis. Namun untuk kebutuhan logistik ODP yang masuk karantina tetap ditanggung pemkab.
“Kami tergerak untuk membantu pemkab dalam penanganan Covid-19, dan kami juga sedang menyiapkan proposal untuk pembangunan laboratorium untuk tes cepat Covid-19, karena saat ini keterbatasan lab untuk tesnya,” katanya.
Hasil Tes Laboratorium tersebut disiapkan, lanjut dia, karena saat ini korban Covid-19 terus bertambah. Sedangkan yang antre untuk mengetahui hasil tes juga cukup banyak dan keluar hasilnya juga lama.
Dana Desa
Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono mengatakan, saat ini daya tampung karantina massal untuk pemudik di GOR Satria Purwokerto untuk 320 orang. Selain itu, di desa-desa kini juga sudah disiapkan karantina lokal.
“Saat ini desa-desa sudah membuat karantina lokal dan sampai hari ini (kemarin-red) ada 2.064 lokasi. Ini menggunakan dana desa, bagi yang alokasinya Rp 800 juta, maksimal bisa menggunakan dana desa sampai 25 persen, sedangkan di atas Rp 800 juta bisa sampai 30 persen,” katanya.
Pihaknya menyambut baik inisiasi pihak UMP meminjamkan gedung beserta peralatan dan perlengkapannya. Termasuk desa-desa yang sudah menyiapkan karantina lokal.
“Namun harapannya ini jangan sampai dipakai. Kalau dipakai berarti ada peningkatan ODP Covid-19. Tapi karena lebaran sudah menjadi tradisi susah membendung pemudik pulang kampung,” kata Sadewo.
Sadewo juga menjelaskan, di Rumah sakit Margono Soekardjo (RSMS) Purwokerto juga sudah disiapkan untuk laboratorium yang langsung bisa mengetahui hasil swab dari pasien Covid-19. Saat ini, penyiapan alat menyisakan tahap akhir.
Kemudian di RSUD Banyumas juga sudah diberikan bantuan alat untuk uji laboratorium swab dari pasien Covid-19. Dalam satu hari bisa melayani sampai 200 hasil swab.
“Yang sedang mengajukan permohonan ke pemerintah dari Unsoed. Dalam minggu di RSMS sudah bisa menerima swab, karena kalau rapid test belum bisa memastikan pasien itu benar-benar terpapar Covid-19 atau tidak,” katanya. (G22-20)