BANYUMAS – Dari belajar kepada seorang teman, seorang pria di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berhasil meraih kesuksesan dalam bisnis pemijahan ikan gurame. Bermodalkan satu juta rupiah untuk membeli indukan, kini ia mengelola 50 paket indukan dengan omzet mencapai Rp25 juta setiap bulan.
Rusamsi, warga Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Banyumas, membuktikan bahwa dengan ketekunan, mimpi besar bisa dimulai dari langkah kecil. Di tengah hamparan sawahnya, Rusamsi mengembangkan bisnis pemijahan ikan gurame yang dimulai dari modal hanya satu juta rupiah pada tahun 2000. Kini, usahanya telah berkembang pesat dengan 50 paket indukan ikan gurame yang menghasilkan pendapatan besar setiap bulannya.
“Awalnya, saya belajar pemijahan gurame dari teman. Modal awal cuma satu paket indukan. Setelah dikembangkan, sekarang saya sudah punya 50 paket. Setiap pemijahan rata-rata menghasilkan 5000 butir telur. Tapi, sekarang harga telur turun drastis. Dulu harganya Rp100 per butir, sekarang hanya Rp15. Kami berharap pemerintah bisa bantu mengendalikan harga agar para petani bisa lebih sejahtera,” Ujarnya.
Rusamsi menceritakan perjalanan awalnya membeli satu paket indukan ikan gurame seharga satu juta rupiah. Satu paket tersebut terdiri dari lima ekor ikan—satu jantan dan empat betina. Berkat kegigihannya, bisnis kecil itu terus tumbuh hingga ia mampu mengelola 50 paket indukan ikan gurame. Setiap kali pemijahan, rata-rata ia bisa menghasilkan hingga 5000 butir telur, yang sebelumnya bisa dijual seharga Rp100 per butir, menghasilkan pendapatan sekitar Rp500 ribu sekali pemijahan.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir, harga telur gurame anjlok drastis hingga hanya Rp15 per butir. Penurunan harga ini tanpa sebab yang jelas, membuat para petani seperti Rusamsi mengalami kesulitan. Mereka pun berharap agar pemerintah lebih peduli terhadap harga pasar agar kesejahteraan petani tetap terjaga.
Meski menghadapi tantangan, bapak dua anak ini tetap memilih usaha pemijahan dibandingkan budidaya pembesaran ikan gurame. Menurutnya, usaha pemijahan memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan pembesaran ikan, yang memerlukan biaya besar dan memiliki risiko kematian ikan yang tinggi.
Rusamsi adalah bukti nyata bahwa keberhasilan tak selalu harus dimulai dari modal besar. Dengan ketekunan, inovasi, dan semangat belajar, ia berhasil mengubah lahan sawahnya menjadi tambang emas dalam bentuk pemijahan gurame. Satu harapan kini menggantung, agar perhatian pemerintah bisa membantu menjaga kesejahteraan para petani ikan di tengah fluktuasi harga pasar.