CILACAP – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap mengajak kepada warga dan semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, seperti longsor dan banjir.
Hal itu menyusul perkembangan curah hujan yang semakin rutin mengguyur. Sudah begitu, hujan sering turun dengan intensitas lama dan lebat.
Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy Wijayanto, hujan dengan intensitas lama dan lebat cukup rentan memicu terjadinya bencana alam. Terutama bencana tanah longsor dan banjir, yang itu rentan terjadi di sejumlah titik di wilayah Cilacap bagian barat.
Bahkan dalam beberapa waktu terakhir ini, bencana tanah longsor sudah terjadi di sejumlah titik di wilayah eks distrik Majenang.
“Hujan mulai merata dengan intensitas sedang dan sesekali tinggi. Karena itu, kami mengimbau kepada warga untuk sama-sama mengantisipasi kerawanan bencana alam seperti longsor dan banjir,” kata Tri Komara Sidhy Wijayanto, saat dimintai konfirmasi SuaraBanyumas, Jumat (3/1).
Dia juga mengajak kepada pihak terkait lainnya untuk ikut berperan dalam upaya pencegahan hingga penanganan bila bencana melanda. Karena menurut dia, urusan kebencanaan bukan hanya tanggungjawab pemerintah.
Penyalur Informasi
“Selain pemerintah, juga dibutuhkan peran dari pihak lain, seperti masyarakat, dunia usaha maupun lembaga pendidikan. Termasuk dari media massa, yang tentu diperlukan sebagai penyalur informasi kepada masyarakat,” kata dia.
Peranan dari pihak-pihak tersebut, lanjut dia akan semakin membantu pihaknya dalam upaya kesiapsiagaan, pencegahan hingga penanganan bencana. “Upaya sudah dilakukan dengan mitigasi bencana, ada sosialisasi, koordinasi, pembenahan sarana prasarana, yang itu sebagai pengurangan risiko bencana,” kata dia.
Kesiapsiagaan BPBD Cilacap terhadap potensi bencana alam tersebut ditegaskan oleh petugas di wilayah. Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Priyono mengatakan, pihaknya telah menyebar petugas untuk aktif memantau kondisi wilayah rawan bencana. Koordinasi dengan jajaran pemerintahan maupun sukarelawan di wilayah juga dilakukan.
“Wilayah kerja kami meliputi eks distrik Majenang, itu banyak dataran tinggi dan pegunungan. Karena itu, bencana tanah longsor memang cukup rentan terjadi,” kata Edi.
Untuk bencana banjir, lanjut dia tidak menutup kemungkinan. Karena beberapa daerah di wilayah kerjanya merupakan dataran rendah yang dilintasi sejumlah sungai.
Kesiapsiagaan serupa dilakukan oleh UPT BPBD Sidareja. Kepala UPT BPBD Sidareja, Agus Sudaryanto mengatakan, wilayah kerjanya meliputi enam kecamatan. Dominasi wilayah di sisi selatan umumnya berupa dataran rendah. Sedangkan di sisi utaranya banyak berupa dataran tinggi.
“Untuk dataran rendah kami mengantisipasi bencana banjir genangan. Karena sesuai pengalaman sebelumnya, banjir genangan sempat terjadi di sejumlah titik,” kata Agus Sudaryanto dalam kesempatan wawancara baru-baru ini.
Adapun di dataran tinggi, lanjut dia penting untuk diantisipasi potensi bencana tanah longsor. Karena curah hujan lebat rentan memicu bencana gerakan tanah. “Jadi di samping potensi banjir, kami juga mengantisipasi potensi bencana tanah longsor. Karena sebagian wilayah kerja kami itu berupa dataran tinggi,” kata dia. (tg-52)