Suara Banyumas
  • BANYUMAS RAYA
    • PURWOKERTO
    • BANYUMAS
    • CILACAP
    • PURBALINGGA
    • BANJARNEGARA
  • NASIONAL
  • SERAYU
    • KLOYONG
  • OLAHRAGA
  • CABLAKA
  • URUN REMBUG
  • PROBIS
  • SUARA KAMPUS
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
  • BANYUMAS RAYA
    • PURWOKERTO
    • BANYUMAS
    • CILACAP
    • PURBALINGGA
    • BANJARNEGARA
  • NASIONAL
  • SERAYU
    • KLOYONG
  • OLAHRAGA
  • CABLAKA
  • URUN REMBUG
  • PROBIS
  • SUARA KAMPUS
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Suara Banyumas
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Beranda BANYUMAS RAYA BANYUMAS

Warga Tak Perlu Lagi Membeli Air

Unsoed Resmikan Instalasi Pompa Air Tenaga Surya

8 November 2019
Kategori BANYUMAS
MENYALAKAN INSTALASI:
Teknisi menyalakan instalasi listrik bertenaga surya yang memompa air Sungai Serayu untuk mengairi tanaman warga di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Banyumas, Kamis (7/11). (SM/Dian Aprilianingrum-20)

MENYALAKAN INSTALASI: Teknisi menyalakan instalasi listrik bertenaga surya yang memompa air Sungai Serayu untuk mengairi tanaman warga di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Banyumas, Kamis (7/11). (SM/Dian Aprilianingrum-20)

BEBERAPA waktu lalu, warga Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Banyumas, harus merogoh kocek lebih dalam demi sawah dan ladangnya. Mereka harus mengeluarkan dana Rp 1,2 juta hanya untuk membeli bahan bakar pompa diesel yang digunakan menyedot air.

Kepala Desa Wlahar Wetan, Slamet Zaenudin menuturkan, lahan pertanian di desa tersebut mencapai 80 hektar. Para petani hanya bisa mengandalkan curah hujan.

“Kalau kemarau panjang seperti ini pasti kering. Sawah di utara desa, tidak bisa ditanami karena lahannya mengering. Irigasi juga kering. Setahun kemarin hanya bisa tanam 1 kali waktu musim hujan. Ada yang mencoba tanam dua kali tapi gagal,” kata dia, di sela peresmian Instalasi Pompa Air Tenaga Surya, di Boemi Tambangan, Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Banyumas.

Slamet berujar, meski wilayah desa berada di tepi Sungai Serayu, warga tetap kesulitan mencari sumber mata air. Mereka harus menggunakan mesin diesel untuk mengairi lahan. Mesin itu dipakai secara bergantian oleh petani dari desa tetangga seperti Desa Sokawera, Wlahar Kulon dan Kaliori.

Dia mengaku pernah mencoba untuk menormalisasi saluran irigasi sekunder untuk menyedot air dari Daerah Aliran Sungai Banjaran. Namun, upaya tersebut gagal, lantaran jaraknya terlalu jauh yakni 10 kilometer.

“Kalau yang di pinggir Sungai Serayu bisa langsung sedot dengan diesel. Tapi ongkosnya mahal. Dari embung juga bisa, tapi embung hanya terisi air kalau musim hujan. Sekarang kering,” tuturnya.

Persoalan yang dihadapi warga Wlahar Wetan itu ditangkap oleh tenaga ahli Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokert. Kamis (7/11) siang itu, mereka meresmikan instalasi listrik tenaga surya yang dapat memompa air dari Sungai Serayu.

“Secara prinsip sama pompa air biasa di perumahan. Bedanya ini memakai sumber tenaga surya,” kata Tenaga ahli Program Pendampingan Desa Binaan Fakultas Pertanian Unsoe, Arief Sudarmaji ST MT PhD.

Ongkos Pasang

Bersama tim desa binaan, dia merakit pompa air bertenaga surya untuk mengatasi kekurangan air bagi lahan pertanian. Alat yang terdiri atas dua panel surya itu memiliki kapasitas 200 watt.

Instalasi listrik ini sanggup menghidupkan pompa air dengan berdaya 125 watt. Bila dinyalakan, pompa tersebut sanggup menaikkan air dari Sungai Serayu dengan jarak 32 meter dan tinggi 4 meter. Di lahan yang menjadi percontohan terpasang sprinkel pada tiga titik dengan jarak 30 meter dari pompa.

Pemasangan alat, kata Arief ini menelan biaya maksimal Rp 7 juta belum termasuk ongkos pasang. Meski panel surya merupakan barang impor namun mudah dipesan melalui laman jual beli daring.

Arief mengaku pernah memasang instalasi semacam ini di Brebes untuk mengairir lahan bawang. Sementara di daerah pesisir Cilacap terdapat di wilayah Adipala dan Banjarsari, Kecamatan Nusawungu.

“Tadinya saya mau pakai (tenaga) angin, tapi anginnya kurang stabil. Kalau memakai ini lebih hemat biaya. Petani tak perlu lagi membeli air dan ramah lingkungan. Kemungkinan kalau butuh perawatan ya hanya akinya,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed, Rifda Naufalin mengatakan, Wlahar Wetan termasuk pada program desa binaan Unsoed. Program ini sudah berjalan memasuki tahun kedua.

“Tahun ketiga nanti saya mohon masyarakat bisa mengungkapkan masalah apa lagi yang dihadapi. Nanti kita pecahkan bersama-sama. Masyarakat juga bisa menjadi kader untuk menjelaskan tentang teknologi yang diterapkan di sini,” ujarnya. (Nugroho Pandhu Sukmono-20)

Bagikan53TweetBagikanBagikanKirim
Sebelumnya

74 Pelatih dari 37 Cabang Olahraga Ikuti Pelatihan

Selanjutnya

Ratusan Warga Normalkan Aliran Sungai Gintung

Selanjutnya
ratusan warga

Ratusan Warga Normalkan Aliran Sungai Gintung

BERITA TERBARU

Rumah makan padang

Tiga Orang yang Diduga Membobol Rumah Makan Padang Ditangkap

27 Januari 2021
Galang dana

Mahasiswa UMP Bergerak Galang Dana Untuk Korban Tanah Longsor Sumedang

27 Januari 2021
Role Playing

Role Playing Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa SD

27 Januari 2021

Suarabanyumas.com memberikan kebutuhan informasi di wilayah Banyumas Raya, meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara.

Tentang Kami -  Kode Etik -  Redaksi
©2020 suarabanyumas.com
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
  • BANYUMAS RAYA
    • PURWOKERTO
    • BANYUMAS
    • PURBALINGGA
    • CILACAP
    • BANJARNEGARA
  • NASIONAL
  • SERAYU
  • OLAHRAGA
  • CABLAKA
  • URUN REMBUG
  • PROBIS
  • SUARA KAMPUS

© 2020 SuaraBanyumas.com