CILACAP – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat Banyumas dan Cilacap untuk mewaspadai terjadinya cuaca ekstrem. Ini menyusul perkembangan musim, yang kini sudah memasuki masa peralihan dari kemarau menuju ke musim hujan, dikenal pancaroba.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, cuaca ekstrem cukup rentan terjadi di masa pancaroba. Cuaca yang dimaksud, yakni curah hujan lebat dengan durasi relatif singkat.
Hujan, umumnya disertai dengan angin kencang, dan sesekali disertai petir. Hujan, juga rentan disertai angin puting beliung. “Hujan juga ada potensi angin kencang, atau juga potensi angin puting beliung di beberapa wilayah,” kata Rendi Krisnawan, Senin (21/9).
Angin puting beliung, lanjut dia merupakan angin kencang berputar yang keluar dari awan Cumulonimbus. Tanda-tandanya, dapat diamati mulai dari perkembangan cuaca.
(Baca Juga : Cilacap dan Banyumas Hadapi Pancaroba)
“Ketika di pagi hari cuaca terasa panas terik, menjelang siang cuaca terasa panas. Kemudian pada saat siang menjelang sore hari, biasanya muncul awal jenis Cumulus yang berkembang dari kecil menjadi besar. Kemudian berkembang menjadi awan Cumulonimbus,” katanya.
Kalau sudah demikian, penting untuk diwaspadai. “Karena bisa menyebabkan terjadinya petir, biasanya disertai atau diikuti hujan lebat. Ada potensi juga angin kencang dan angin puting beliung,” kata dia.
Awan Cumulus, lanjut dia tampak seperti bergumpal-gumpal, berwarna putih, kadang keabu-abuan. Ketika berkembang menjadi besar dan tinggi menjadi awan Cumulonimbus, gumpalannya semakin besar, lalu berwarna hitam.
Sebelumnya, hujan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi relatif singkat, mulai mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Minggu (20/9).
Menurut Rendi Krisnawan, hujan tersebut menjadi tanda masuknya masa peralihan. Yakni masa transisi, dari musim kemarau menuju ke musim hujan.
Peralihan musim itu juga dikenal pancaroba. “Secara umum, untuk wilayah Cilacap dan Banyumas, pada dasarian ketiga bulan September ini, memang sudah memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan,” katanya. (tg-1)