PURBALINGGA – Wayang suket ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Tingkat Nasional Tahun 2020 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI.
Penetapan itu dilakukan oleh Tim Ahli WBTB Kemdikbud RI secara virtual, Jumat (9/10). Hal itu menjadi kebanggan bagi Kabupaten Purbalingga dan Badriyanto selaku pewarisnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Rien Anggraeni mengatakan, sebenarnya pihaknya mengajukan tiga jenis WBTB. Selain wayang suket, juga nopia dan soto kriyik.
“Prosesnya sejak 2019 lalu. Ada persyaratan yang harus dipenuhi sehingga kami tidak asal memilih. Syaratnya antara lain, minimal berusia 50 tahun, sudah ada regenerasi minimal dua regenerasi dan yang pasti harus sudah menjadi ciri khas Purbalingga,” katanya.
(Baca Juga : Wayang Suket, Nopia dan Soto Kriyik Diusulkan Menjadi Warisan Budaya)
Setelah melalui penilaian di tingkat nasional dua bulan lalu, hanya wayang suket yang berhasil lolos. Sedangkan nopia dan soto kriyik belum lolos karena oleh tim penilai masih ada kekurangan terkait dengan makna dan budayanya.
Wayang ini merupakan kerajinan khas dari Purbalingga yang langka, unik dan otentik. Wayang ini pertama kali dibuat oleh Mbah Gepuk warga Desa Wlahar, Kecamatan Rembang dan kini diwariskan oleh cucunya, Badriyanto.
Wayang dibuat dengan bahan baku rumput kasuran yang kono hanya bisa dipanen setahun sekali yaitu saat bulan Sura. Sedangkan untuk menganyamnya menjadi wayang bisa memakan waktu 4-10 hari tergantung tingkat kerumitannya.
Regenerasi
Hal itu menjadi salah satu yang membuat kesulitan mencari regenarasi. Sehingga keberadaan wayang ini hampir punah. Hanya Badriyanto dan beberapa temannya yang masih mau membuatnya.
“Karena itu, sudah menjadi tugas bersama, baik pemerintah, pemilik dan masyarakat dalam melestarikannya agar tidak punah,” kata Rien.
Sebab, lanjutnya bila sampai punah atau hilang, maka surat keputusan ditetapkannya wayang suket sebagai WBTB akan dicabut oleh pemerintah. Dia juga berpesan kepada Badriyanto sebagai pewaris tunggal untuk mengembangkan kerajinan ini.
(Baca Juga : Gubrag Lesung Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Takbenda)
Sementara itu, Badriyanto mengaku bersyukur atas penetapan wayang suket sebagai WBTB Tahun 2020 oleh pemerintah. Setelah ini tantangan baginya adalah terus melestarikan keberadaan wayang ini.
Oleh karena itu, dalam waktu dekat, dia akan membangun sanggar di kompleks rumahnya. Hal karena wayang suket bukan lagi milik keluarga Mbah Gepuk, namun sudah milik masyarakat Purbalingga dan Indonesia.
“Insyaallah, program di sanggar itu terutama pada pelestarian wayang dan pengembangan atau budi daya bahan baku rumput kasuran untuk pelatihan,” kataya.
Bila bahan baku rumput kasuran tersedia banyak, pelatihan akan dilakukan secara kontinyu dengan mengundang masyarakat terutama di Desa Wlahar dan sekitarnya. Harapannya ke depan, para perajin wayang suket semakin banyak sehingga bisa meningkatkan ekonomi perajin tersebut dan wayang suket tidak punah. (ri-4)