PURBALINGGA – Gula semut organik asal Purbalingga semakin dikenal di pasar Benua Biru. Termutakhir, serbuk manis para penderes dari Tanah Perwira ini diekspor ke Negeri Hercules alias Yunani.
“Alhamdulilah, gula semut kita (Purbalingga) sudah menembus pasar Eropa. Yang terbaru sudah sampai ke Yunani,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi), Jumat (10/7).
Tiwi menjelaskan, pada Rabu (24/6) lalu, 13 ton gula semut organik produksi petani penyadap nira yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sumber Rejeki dari Desa Ponjen, Kecamatan Karanganyar dikirim ke negeri para dewa.
“Ekspor ke Yunani ini mampu meningkatkan penghasilan para petani penderes. Ini menjadi angin segar di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi korona,” ujarnya.
Dijelaskan olehnya, gula semut organik KUB Sumber Rejeki dihargai lebih tinggi. Adapun selisihnya dengan pasar lokal mencapai Rp 5.000 per kilogram.
“Bisa dikatakan, dari 13 ton gula semut organik yang diekspor kemarin, para pederes bisa mengantongi Rp 312 juta,” katanya.
Tiwi menegaskan, dia akan terus mendukung potensi unggulan Kabupaten Purbalingga ini untuk semakin berkembang. Dia tak henti mendorong Dinas Pertanian (Dintan) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) untuk selalu bersinergi membantu penderes agar menjaga kualitas produksi gula semut.
“Dengan kualitas yang terjaga, maka pasar semakin berkembang luas. Imbas baiknya, semakin memberi manfaat kepada para petani dan semakin mengibarkan produk lokal Purbalingga di pasar dunia,” kata Tiwi.
Sebelumnya, gula semut organik para penderes asal Purbalingga juga telah menembus negeri beruang putih alias Rusia. Juga pasar Australia serta Asia.
Kepala Dintan Kabupaten Purbalingga, Mukodam menambahkan gula semut atau gula kelapa kristal organik Purbalingga semakin mengekspansi pasar ekspornya. Ini karena ada sistem kemitraan antara eksportir dengan para petani penderes dan pedagang gula kelapa.
Saat ini setidaknya 12 perusahaan eksportir yang telah bermitra di Purbalingga. Masing-masing PT Navil, PT Itrek, PT DAI, PT MIO, PT Integral Mulia Cipta, PT Mana Anugrah Sejahtera, UD Brayan, KUB Central Agro Lestari dan Koperasi Nira Perwira.
“Mereka yang memfasilitasi teknis pengkondisian lahan dan cara produksi organik melalui audit ketat sampai mendapat berbagai sertifikat organik dari berbagai lembaga sertifikasi dunia dari Jepang dan Eropa,” jelasnya.
Dintan Purbalingga juga mendorong perusahaan tersebut untuk mengikutsertakan para penderes dalam jaminan sosial atau asuransi. Hal itu untuk meningkatkan kemanfaatan dan perlindungan kepada para penderes.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk pengembangan produk gula kelapa organik, termasuk usulan pembentukan kawasan gula kelapa organik di Purbalingga. (H82-4)
Diskusi tentang artikel