SIGALUH – Yayasan Jumat Barokah Banjarnegara (JBB) kini salurkan bantuan untuk pemberdayaan kaum duafa melalui program Naik Pangkat. Program bantuan produktif ini diharapkan dapat membantu keluarga duafa terentas dari kemiskinan.
Pembina Yayasan JBB Turiman mengatakan, selama ini pihaknya sudah banyak menyalurkan bantuan kepada warga miskin. Namun, diakui bantuan yang disalurkan tersebut masih bersifat konsumtif. Sejak 2016, JBB sudah melaksanakan lebih dari 700 kali sarapan gratis, dan 900-an lebih bantuan sembako melalui program Ketuk Berkah.
“Ke depan, kami akan lebih memprioritaskan pada program pemberdayaan,” katanya.
Program produktif yang sudah berjalan, lanjutnya, yakni program anak asuh untuk menanggung biaya pendidikan anak dari keluarga duafa. Dan terkini, pihaknya mulai meluncurkan program baru untuk pemberdayaan kaum duafa.
“Nama programnya Naik Pangkat. Kami beri modal usaha untuk duafa agar ada solusi permanen terhadap pengentasan kemiskinan,” jelas Turiman.
Modal Usaha
Seperti yang diberikan kepada Maura Putri, siswa SMAN 1 Sigaluh. Siswa berprestasi ini mendapatkan bantuan modal untuk berwirausaha. Ayahnya pedagang bakso keliling, sedangkan ibunya tidak bekerja. Sementara, ketiga adiknya masih duduk di bangku sekolah dasar.
“Saya ingin berjualan kue di sekolah, karena ibu saya bisa buat kue tapi tidak ada modal,” katanya.
Dia merasa bersyukur, karena dia dan ibunya mendapat bantuan modal usaha dari Yayasan JBB untuk memulai wirausaha. Dia berharap dengan bantuan itu akan meningkatkan perekonomian keluarganya.
“Alhamdulillah, dapat bantuan modal dari JBB. Semoga mimpi sekolah sambil berwirausaha bisa terwujud,” ujarnya.
Sinergi
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Sigaluh Heni Purwono menyampaikan terima kasih kepada Yayasan JBB yang sudah membantu salah satu siswanya. Menurutnya sinergi sekolah dengan lembaga sosial, filantropi maupun dunia usaha diperlukan untuk membantu siswa kurang mampu sebagai wujud partisipasi masyarakat.
“Memang betul, saat ini SMA dan SMK digratiskan oleh Pemprov Jawa Tengah, tapi kebutuhan siswa tidak hanya biaya operasional, ada juga transportasi, peralatan sekolah dan lainnya,” ujarnya. (K36-)