PURWOKERTO – Sebanyak 2.400 peserta Jambore Sepeda Lipat Nasional (Jamselinas) ke-XI dari perwakilan 37 provinsi di Indonesia dan dua delegasi luar negeri bakal melakukan gowes bersama keliling Kabupaten Banyumas, Sabtu (22/10/2022).
Ketua panitia pelaksana lokal, Eko Prayitno mengatakan, peserta yang resmi mendaftar sebanyak 2.400 orang, mewakili komunitas-komunitas sepeda lipat di seluruh kota di Indonesia (37 provinsi).
Termasuk dua delegasi dari luar negeri, yakni Singapura dan Malaysia.
Dari tanah air yang terjauh dari Sorong Papau dan Kendari, Samarinda
dan Batam.
Baca Juga : Program Pemberdayaan Petani dalam Pengendalian Hama Terpadu Dievaluasi
Menurutnya, Kota Purwokerto, sebagai kota kecil pertama yang di tunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan tahun 2022.
Hal ini, katanya, berdasarkan hasil keputusan Jamselinas ke-VII di Makassar, di sepakati untuk Jamselinas ke-XI di adakan di Purwokerto.
Alasan Purwokerto di tunjuk sebagai tuan rumah tahun 2022, kata dia, karena komunitas sepeda lipat dari daerah ini cukup aktif.
Ini di mulai tahun 2009, saat ada event di Solo, bahkan anggota dari Purwokerto sudah ada yang ikut sampai sembilan kali.
“Kita di tunjuk, ya salah satunya kita aktif mengikuti kegiatan event-event Jamselinas berskala nasional,” katanya, Jumat (21/10/20220.
Gowes Heritage
Humas Jamselinas XI, Heru Listianto mengatakan, pada Jamselinas kali ini, konsep yang di tawarkan adalah Gowes Haritage (gowes budaya) mengedepankan kearifan lokal.
Baca Juga : Didata Regsosek Ini Ajakan Bupati Banyumas
“Tagline kita, pit-pitan grapyak semanak. Artinya satu persaudaraan, sejuta teman. Konsepnya memadukan kebudayaan, wisata, kuliner dan ekonomi UMKM,” terang dia.
Untuk rute, terang Heru, start di Menara Teratai Jalan Bung Karno,dengan rute tempuh sepanjang 53 km, melintasi wilayah pedesaan, masuk ke Kota Lama Banyumas.
Kemudian menyusuri tepian Sungai Serayu, kembali ke Kota Purwokerto, dan acara di pusatkan di Taman Rekreasi Andang
Pangrenan.
Menurutnya, saat di Kota Lama Banyumas, peserta akan berhenti sejenak dan di suguhi berbagai sajian budaya lokal Banyumas.
Seperti tarian lengger, musik kentongan dan atraksi egrang. Kemudian di perkenalkan berbagai cagar budaya dan destinasi wisata pedesaan, mengingat sebagian besar peserta dari wilayah kota.
Manfaat yang di dapat dari event ini untuk Kabupaten Banyumas, terang Heru, tamu baik peseda (peserta) maupun angota keluarga sebagai wisatawan, akan mendatangkan keuntungan bagi hotel, homestay dan penginapan.
Kemudian tempat-tempat wisata, kuliner, produk UMKM dan promosi kebudayaan Banyumas.
“Di lokasi Menara Teratai, nanti ada pasar Sabtu pagi, juga banyak UMKM, yang berjualan. Kemudian saat di Kota Lama Banyumas maupun finish di Taman Andhang Pangrenan Purwokerto, juga kita fasilitasi berbagai UMKM lokal,” katanya.
Perputaran Ekonomi
Di singgung soal perputaran ekonomi atau uang yang di belanjakan selama hadir di event tersebut, kata dia, di perkirakan bisa sampai Rp 8 miliar lebih.
Perhitungannya dari jumlah peserta mencapai 2.400 orang, belum termasuk anggota keluarga yang di ajak.
Baca Juga : Ratusan Wanita dari Berbagai Organisasi Menari Cipat Cipit
Dari jumlah itu, nilai dia, sekitar 60 persen pasti membawa keluarga. Saat bapaknya gowes, anak dan istri pasti memilih jalan-jalan, wisata kuliner, belanja ke mall dan berwisata.
“Taruhlah sekitar 1.500 peserta bawa keluarga, mengeluarkan minimal Rp 3 juta per hari, sudah sekitar Rp 4,5 mliar sendiri.Ini di luar transportasi. Yang dari luar kota sejak Kamis dan Jumat sudah berdatangan. Bahkan ada yang gowes langsung ke sini, rombongan dari Jakarta dan Surabaya,”
katanya menggambarkan.(aw-7)