PURWOKERTO – Lokasi karantina massal di GOR Satria Purwokerto untuk penampungan sementara warga yang masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pemantauan (PDP) bakal diaktifkan lagi.
“Ini kita lakukan karena pasien positif Covid-19 bertambah lagi, dan ini kebanyakan dari orang tanpa gejala (OTG). Ini terjadi karena di desa kurang ketat, seakan-akan new normal ini, masyarakat sudah menganggap tidak ketat,” kata Bupati Banyumas, Achmad Husein, Senin (6/7).
Husein menyebut, dalam dua hari ini, pasien positif Covid-19 bertambah lima orang. Mereka ini kebanyakan dari OTG, di antaranya pernah melakukan perjalanan dari Banjarmasin, Palangkaran dan luar daerah lain.
“Dulu kan, kalau ada pendatang dari luar daerah, pihak desa (tim gugus desa) menolak. Kemudian kita bawa ke sini (karantina GOR Satria-red). Hasilnya waktu itu bagus. Sekarang karena kita kurang ketat lagi, jadi muncul kembali,” tandasnya.
Lokasi karantina GOR Satria yang bakal dipakai, kata dia, hanya satu gedung (Sasana Krida). Masyarakat umum tetap bisa mengunakan fasilitas olah raga di kawasan GOR. Namun untuk lokasi karantina dipagari.
“Karantinanya sifatnya transit saja. Begitu masuk kita rapid test dan swab. Jika hasilnya negatif bisa langsung dipulangkan lagi. Jika hasil swabnya positif kita isolasi ke rumah sakit atau ke rumah karantina di Baturraden. Maksimal tiga hari sambil menunggu hasil swab,” ujar Husein.
Gugus tugas Covid-19 di tingkat RT/RW di masing-masing desa bakal diaktifkan kembali. Secepatnya, pihaknya akan mengumpulkan camat, kades dan lurah.
“Ini prosedurnya seperti dulu, begitu ada pendatang atau orang yang habis bepergian dari daerah pandemi, pihak RT/RW dan desa lapor ke tim gugus tugas kebupaten, dan kita jemput. Jadi model penolakan di bawah dimunculkan lagi,” katanya.
Belum maksimal
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Banyumas, Sadiyanto mengatakan, sampai hari ini laboratorium Rumah Sakit Margono Soekardjo Purwokerto untuk uji hasil swab massal belum bisa difungsikan maksimal. Di antaranya masih kekurangan alat tertentu.
Padahal sejak dimulai swab massal, ditarget per hari bisa mengambil sampel swab dari masyarakat sebanyak 200 orang. Karena terkendala laboratorium belum siap, maka pengambilan sampel swab sehari hanya sekitar 125-150 orang.
“Dari laporan direktur RS Margono tadi pagi (kemarin-red) saat melapor bupati, menyampaikan tiga hari ini sudah bisa difungsikan maksimal sehari bisa menguji 200 atau lebih. Sementara yang sudah kita ambil, dikirim ke Yogyakarta dulu,” katanya.
Menurutnya, yang bisa ditangani di Margono baru 75 sampel swab. Padahal semula target per hari bisa menguji 200 sampel. Sampai saat ini, sudah ada 450 warga dari berbagai komponen yang diambil sampel swab. Targetnya 4 ribu selama 20 hari. (G22-1)