ERA pandemi belum ada tanda-tanda berakhir, malah semakin menunjukkan geliat meningkatnya penyebaran Covid-19, tentunya dapat menjadi peringatan bagi kita dan masyarakat luas. Situasi ini, khususnya dunia pendidikan baik tingkat terendah maupun perguruan tinggi mempersiapkan berbagai opsi kebijakan, baik pada situasi opsi pesimisme, moderat, dan optimisme.
Sebagian masyarakat menginginkan untuk dibukanya kembali proses belajar mengajar seperti situasi normal, namun sebagian besar juga merasa berat dan khawatir berbagai memungkinan munculnya kluster baru penyebaran Covid-19. Dalam situasi ini tentu kita perlu untuk selalu berpikir ulang dan terus menerus untuk mencari alternatif yang bisa membawa maslahat dan terjauhkankan dari kemadharatan atau kerugian yang lebih besar.
Dalam mencari solusi ini kita diajari untuk mencari pilihan-pilihan yang paling utama (at tafdhil atau intiqa’) sebagaimana konsep ikhtiar Ibnu Taimiyah. Selain itu, juga memakai konsep tawakal hujjatul Islam imam Al Gazali dengan cara peneguhan hati untuk selalu bergantung kepada Allah SWT dalam menentukan pilihan atau opsi-opsi atas pertimbangan kemaslahatan dan menghindari atau menolak kemadharatan baik urusan dunia dan akhirat.
Penyebaran virus covid 19 ini merupakan tantangan kita atau umat manusia, namun tantangan ini akan menjadi peluang sepanjang Mindset kita berubah dan menjadikannya sebagai energi positif. Dalam konteks ini, bagaimana dunia pendidikan dan khususnya perguruan tinggi mampu memberikan energi positif yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa dan masyarakat luas.
Energi Positif
Kebutuhan energi positif ini sebagai sebuah keharusan ketika mahasiswa lebih banyak di rumah dengan proses belajar dan kegiatan di lingkungan lembaga kemahasiswaan dilakukan secara daring.
Salah satu elemen penting kapasitas student body mahasiswa yang dibutuhkannya adalah mindset enterpreneur yaitu kerangka berpikir seseorang yang beorientasikan entrepreneurial, dalam situasi ketidakpastian daripada menghindarinya, dan mau belajar yang berisiko (Timmons, 2007).
Konsep ikhtiar, tawakal dan mindset enterpreneur dapat dijadikan energi positif untuk mengurangi kegelisahan atau kebosanan ketika selalu belajar, beraktifitas terbatas secara online.
Faktualitas yang ada ternyata di beberapa kelompok WAG dalam sebuah perguruan tinggi ada usaha untuk melakukan transaksi tentang berbagai kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pribadi mahasiswa dan mula-mula didasari untuk saling membantu satu sama lain.
Contoh aktivitas online ini sesungguhnya memberikan opsi ketika pasar tradisional, pertokoan, dan mall dianggap berbahaya.
Mindset enterpreneur akan terinternalisasi sepanjang Perguruan Tinggi memfasilitasi dan mendorong mahasiswa dalam situasi ketidakpastian ini menjadi suatu peluang.
Dalam hal ini jaringan sosial mahasiswa berbasis virtual dapat dijadikan sebuah gerakan dan value-added atau nilai tambah. Atau juga ada usaha pemanfaatan peluang dan memperbaiki sistem dengan inovasi dan menciptakan solusi untuk perubahan sasaran menjadi lebih baik. (Dhewanto et al., 2013).
Menurut hemat saya, spiritualitas sebagai energi positif bermanfaat untuk mendorong mahasiswa berprakarsa, berkarya dalam perubahan budaya dan peradaban di era pandemi ini. (K17)
*Wakil Rektor III IAIN Purwokerto Bidang Kemahasiswaan