PURBALINGGA – Kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) harus mampu membentengi diri dari penyebaran paham radikalisme.
“Pengaruh paham radikalisme dengan perilaku yang iming-iming budaya Timur Tengah yang diklaim sbagai syariat Islam sudah masif disebarkan di media sosial,” kata Sekretaris PAC Ansor Kecamatan Karanganyar, Tefur Hidayat.
Pemahaman tersebut ditekankan Tefur ketika Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) bagi Pimpinan Komisariat IPNU-IPPNU SMA Ma’arif NU Karanganyar di Aula SMA Maarif Karanganyar, baru-baru ini.
(Baca Juga : Anggota IPNU Purbalingga Dilatih Perbengkelan)
PAC Ansor Kecamatan Karanganyar mendorong agenda LDK tersebut tidak hanya untuk memberi bekal kader IPNU dan IPPNU tentang leadership dan keorganisasian, namun juga kemampuan untuk menghadapi tantangan sosial yang kian kompleks.
Radikalisme
Misalnya, mengenai upaya-upaya mengampanyekan islam yang moderat dan rahmatan lil ‘alamin yang akhir-akhir ini mulai muncul benturan dengan ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ahlussunah wal jama’ah.
Acara LDK menghadirkan pemateri dari MWCNU Karanganyar hingga PCNU Kabupaten Purbalingga. Sebanyak 37 siswa yang merupakan pengurus baru IPNU dan IPPNU di SMA Maarif Karanganyar mengikuti agenda yang digelar dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
(Baca Juga : Pemuda Muhammadiyah Cegah Radikalisme)
“LDK ini untuk memepersiapkan calon pengurus baru. Sebagai pembekalan sebelum berkecimpung di organisasi,” kata Agustina, Ketua IPPNU Komisariat SMA Maarif Karanganyar.
Agustina berharap dengan adanya LDK, para peserta mendapatkan gambaran dan pengetahuan mengenai bagaimana menjalankan organisasi untuk setahun ke depan. (ri-4)