PURWOKERTO-Bupati Banyumas, Achmad Husein, dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19, Senin lalu menyampaikan, agar kasus Covid-19 bisa ditekan, masyarakat harus ketat dan disiplin melindungi keluarganya, dan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Pasein Covid-19 yang antre di rumah sakit sudah tidak ada. Karena kalau pasien sehat dan bergejala ringan kita pindah ke rumah karantina di Baturraden. Ventilator juga sudah dibelikan,” kata bupati.
Terkait kapasitas tes swab di Banyumas, katanya, untuk Rumah Sakit Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto dapat menampung sekitar 1.500 tes dalam sehari.
“Di Margono itu sekitar 1500 per hari, kemarin sempat ada antrean karena banyak juga yang dari luar Banyumas. Yang antre sampai 5.000 sedangkan, 4.500 kebanyakan adalah dari luar Banyumas,” jelasnya.
Untuk menambah lagi kapasitas tes swab, lanjut Husein, RSUD Banyumas akan membuka laboratorium PCR yang baru siap pada 20 Desember 2020 nanti.
“Nanti di RSUD Banyumas bisa menampung sekitar 300 sampel per hari,” katanya.
Sebelumnya, diberitakan kasus kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Banyumas kebanyakan dari pasien mandiri yang datang ke rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan. Saat datang kebanyakan sudah dalam kondisi parah, baik dengan penyakit penyerta (komorbid).
“Dan kebanyakan yang meninggal adalah pasien mandiri. Artinya ia sakit masuk ke rumah sakit dengan gejala berat mengarah ke Covid-19. Setelah dilayani dan di swab, hasilnya positif,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Banyumas, Sadiyanto (9/12/2020).
Dua Bulan
Menurutnya, rata-rata pasien positif Covid-19 yang meninggal di rumah sakit, pada dua bulan ini, antara 5-7 orang tiap harinya. Dia mencontohkan, Selasa (8/12/2020), ada enam meninggal dunia.
“Saat dirawat di rumah sakit, kebanyakan tidak lama. Dari laporan yang saya baca, ada yang belum sampai sehari meninggal, ada juga yang sampai empat hari. Rata-rata kebanyakan di atas usia 50 tahun dan 60 tahun. Karena usia itu masuk usia rentan dan komorbid,” ujarnya.
(Baca Juga : Kalau Sudah Terkendali, Hajatan Diperbolehkan Lagi )
Dia menyebut, khusus kasus positif di bulan Dsember hingga minggu kedua ini, ada 869 kasus. Sedangkan dari Maret sampai Desember ini, total 2.926 orang, dan meninggal 120 orang. Khusus Dsember ini, sampai Senin lalu, ada 31 orang meninggal.
Sadiyanto menyatakan, dari hasil kajian dan analisa, kasus positif dan kematian akibat Covid-19 di Banyumas meledak, karena masalah ketidakdisiplinan dalam menerapkan prokes. Pengetatan dan disiplin untuk perlindungan diri dengan prokes masih sangat lemah.
“Dalam situasi seperti ini, satu-satunya cara untuk menghindari Covid-19, ya protokol kesehatan dijalankan secara ketat, sebelum ada vaksin. Meskipun ada vaksin, protokol kesehatan tetap dilakukan,” ujar dia.
Kondisi ini diperparah, kata dia, banyak orang tanpa gejala (OTG) yang bertebaran, baik di lingkungan pekerjaan, di luar maupun di rumah. Menurutnya, untuk mengindentifikasi OTG sendiri, juga sering mengalami kesulitan.
“Kalau pakai masker, jaga jarak dan sering cuci tangan, kemungkinan tertular kan kecil. Kan beda kalau itu tidak dijalankan, potensi tertularnya kan besar,” tandasnya.(aw, san-3)