BANYUMAS – Tim Pascasarjana UGM menyerahkan website edukasi ‘sadika.id‘ kepada masyarakat Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas.
Serah terima dilakukan secara simbolis oleh Ketua Tim Social Project dari Pascasarjana UGM, Rifa Nurul Isnaeni kepada Kepala Desa Karanggintung, Harsiyadi.
Rifa mengatakan, tim yang dipimpinnya menuntaskan proyek sosial pengembangan masyarakat desa ditandai dengan aktivasi situs sadika.id.
Sadika merupakan akronim dari Sanggar Digital Keahlian, yakni situs berbasis learning management system (LMS) yang mempertemukan mentor dan mentee yang tidak lain adalah warga dan oleh warga.
(Baca Juga: Forsa Banyumas Galang Internet Gratis Untuk Sarana Belajar)
Desa Karanggintung, kata dia, dipilih menjadi lokasi proyek sosial pembuatan konten digital edukasi warga karena infrastruktur dan jaringan internet yang sudah stabil.
“Hasil observasi kami, di desa ini jaringan internet sudah tersedia dengan adanya unit usaha internet oleh BUMDes. Alasan lainnya adalah di sini kegiatan pendidikan nonformal untuk warga, utamanya pemuda sudah sangat massif. Di antaranya adalah adanya kelas-kelas keahlian warga yang digagas oleh komunitas Karanggintung Sinau,” ujar Rifa, di sela peresmian percontohan Desa Mandiri Internet, di Balai Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Senin (22/11).
Tim pengembangan situs dari Innovillage, Gina Destriana mengatakan, pihaknya merasa senang dapat berkontribusi pada program sosial kemasyarakatan tersebut.
Konten Edukatif
Adanya jaringan internet yang sudah terbangun dengan baik diarahkan agar masyarakat dapat mengisinya dengan konten edukatif dan inspiratif.
(Baca Juga: Pegiat TBM Diminta Perbanyak Konten Positif Internet)
Sementara itu, penggagas Komunitas Karanggintung Sinau, Hilmy Nugraha mengatakan, kegiatan pendidikan nonformal di desa tersebut sudah berjalan sejak 2019 dalam bentuk kelas offline.
Kelas ini menghadirkan narasumber praktisi mulai dari keahlian sederhana, seperti fotografi, menulis, mekanik, kerajinan tangan dan lainnya.
“Tetapi karena pandemi kami menjadi vakum. Kehadiran tim dari Pascasarjana UGM yang melakukan digitalisasi kelas-kelas keahlian ini merupakan jawaban bagi kami,” ucapnya.
Plt Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kemendes PDTT, Razali yang bergabung secara virtual mengatakan, pihaknya mengapresiasi program tersebut sebagai bagian upaya menjadikan internet sebagai sarana meningkatkan kreativitas dan inovasi.
(Baca Juga: ‘Belajar di Rumah’, Pengeluaran Kuota Internet Pelajar Meningkat)
Lebih jauh, internet juga digunakan memenuhi sarana dasar yang dibutuhkan masyarakat.
Tokoh intelektual muslim, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dan Bupati Banyumas, Achmad Husein yang turut hadir dan meninjau server Lumintu internet juga mengapresiasi program ini.
Bahkan, menurut Cak Nun, internet menjadi jembatan komunikasi yang mengarah untuk membuat konten yang otentik dengan milik sendiri, sesuai dengan karakter diri.
“Saya bukan hanya senang, tetapi bangga. Setelah pencanangan hari ini, nanti ke depan teman-teman pemuda di sini untuk mempunyai laboratorium meneliti terus menerus internet dengan dampak sosial dan dampak psikologis. Sehingga keberadaan desa mandiri internet memberi tambahan manfaat, bukannya menjadi jalan mengerjakan mudarat,” kata Cak Nun. (ns-2)