BANYUMAS – Menjelang bulan suci Ramadan yang akan tiba sebentar lagi, warga Ajibarang Kulon Kecamatan Ajibarang memiliki cara tersendiri dalam menyambutnya.
Mereka melakukan kegiatan gugur gunung atau gotong royong membersihkan lingkungan makam atau kuburan, Minggu (27/3/2022) lalu.
Kepala Dusun 1, 2, Kayim bersama warga Ajibarang Kulon melakukan kegiatan gugur gunung sebagai perwujudan kepedulian terhadap sesama.
Gotong royong merupakan budaya luhur masyarakat dalam menumbuhkan ataupun menjaga kesetiakawanan sosial.
Baca Juga : Tutupan Sadran, Warga Kejawen Kalitanjung Gelar Wayang
Gotong royong dalam sebuah masyarakat sangat di perlukan, sebab hal tersebut di nilai bisa mengatasi seluruh permasalahan sosial yang ada dan mampu menumbuhkan kedekatan sosial.
Adapun gugur gunung sendiri merupakan istilah masyarakat jawa untuk menyebutkan kegiatan kesetiakawanan sosial gotong royong.
Gugur gunung menggambarkan aktivitas dalam suatu masyarakat yang saling berhubungan dan saling membantu dalam mewujudkan sebuah pekerjaan yang berguna untuk umum atau orang banyak.
Menurut Kepala Dusun 1, Kaeviq Waqos, tradisi gugur gunung yang melekat pada orang jawa ini mengajarkan untuk memahami makna ikhlas. Karena mereka yang mengikuti kegiatan ini jelas tidak mengharapkan suatu imbalan apapun.
Rela Berkorban
Selain itu, tradisi ini juga mengajarkan tentang pentingnya mempunyai sikap dan sifat rela berkorban.
”Kita mengerti bagaimanapun juga kepentingan umum harus di dahulukan daripada kepentingan pribadi, meski harus mengorbankan waktu, tenaga, hingga mungkin harta pribadi,” ungkapnya.
Menurutnya, hal itu tidak akan menjadi hambatan, asalkan yang di lakukan demi sebuah rasa kemanusiaan.
Baca Juga : 55 Penggalang Terbaik Berebut Jatah Kontingen Jamnas
Terkait kebersihan, ketertiban dan keamanan, harus benar-benar di perhatikan. Tradisi gugur gunung yang terkenal di Jawa dan merupakan kearifan lokal harus tetap di lestarikan supaya tidak tergerus zaman.
”Mempertahankan sebuah budaya yang luhur penting di era modern seperti ini agar tetap lestari ke anak cucu kita,” tutur Kayim Bandi.(*-7)
Sumber : banyumaskab.go.id