PURWOKERTO – Bupati Banyumas Achmad Husein menjadi salah satu pembicara di Conference of Parties (COP) 27 yang diselenggarakan di Sharm El Sheikh, Mesir, 14 November 2022.
Kegiatan tersebut mengambil tema ‘Achieving Nationally Determined Contribution through Waste Management’.
Keberhasilan pengelolaan sampah di Banyumas membuat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI tertarik.
Baca Juga : Realisasi Penyerapan DBHCHT Diprediksi Capai 70 Persen/
KLHK kemudian menunjuk Bupati Banyumas untuk memaparkan terkait pengelolaan sampah di Banyumas.
“Ditunjuk oleh KLHK, sebagai pembicara. Selain itu juga dialog problem solving dengan negara-negara di dunia,” kata dia sepulang dari Mesir.
Terkait pengelolaan sampah, Banyumas oleh pemerintah pusat dijadikan sebagai role model. Namun dalam forum internasional itu, Husein menjelaskan, jika metode pengelolaan sampah itu menjadi salah satu
topik atau cara dari banyak cara yang ada di dunia.
Dalam kegiatan tersebut, dari Indonesia ada dua pembicara. Yaitu Bupati Banyumas Ir Achmad Husein dan juga Presiden Direktur PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Lilik Unggul Raharjo.
Selain pembicara dari Indonesia, ada juga Lars Bo Larsen selaku Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan ASEAN.
Pengelolaan Sampah
Serta Stig Ingemar Traavik selaku Direktur Departemen Iklim dan Lingkungan, Badan Kerjasama Pembangunan Norwegia.
Agenda ini salah satu fokusnya adalah pengelolaan sampah. Konsep “Reduce, Reuse, Recycle” dan pemanfaatan sampah untuk energi adalah dua cara yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menurunkan jumlah sampah yang dibuang ke TPA.
Ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Banyumas. Pengelolaan sampah di
Banyumas dilakukan dengan membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), serta menggunakan mesin pemilah sampah yang bisa memisahkan antara sampah organik dengan sampah plastik.
“Dari pembangunan TPST dan membeli mesin pirolisis pemusnah sampah, kerja sama dengan pengelola Refuse Derived Fuel (RDF), hingga Tempat Pembuangan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) yang ada di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor,” kata Husein.
Baca Juga : 1.150 Anggota FKDM Dikukuhkan
Keberhasilan pengelolaan sampah di Banyumas ini, bukan tanpa tantangan. Bahkan Kabupaten Banyumas pernah darurat sampah dengan ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah oleh masyarakat.
“Tahun 2018 saat saya cuti ada protes dari masyarakat Banyumas mengenai masalah sampah. Tempat sampah ditutup masyarakat, Kota Purwokerto penuh sampah hingga Alun-alun dan GOR pun digunakan
tempat sampah. Hal tersebut yang membuat saya bersama semua pihak berpikir untuk menjadikan Kabupaten Banyumas berhasil membangun kota tanpa TPA,” tandasnya. (aw-7)