CILACAP – Hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur Sabtu (1/2) sore memicu terjadinya bencana alam di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap.
Angin kencang menyebabkan pohon bertumbangan dan menimpa rumah warga hingga rusak. Hujan lebat juga memicu terjadinya bencana tanah longsor dan merusak rumah warga.
Bencana tanah longsor melanda Desa Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung. Tanah tebing di wilayah RT01 RW06, Dusun Ciampel, longsor dan mengenai rumah warga.
“Kejadiannya tadi pagi kisaran pukul 05.00 Wib. Kejadian mengakibatkan satu rumah warga milik Pak Wartim Wardiono rusak berat,” kata Camat Karangpucung, Martono, saat dimintai konfirmasi oleh SuaraBanyumas, Minggu (2/2).
Martono yang mengecek lokasi bersama jajaran Forkompimcam Karangpucung, UPT BPBD Majenang, pemerintah desa dan pihak terkait, memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Adapun kerugian materialnya ditaksir mencapai Rp. 10.000.000.
“Tanah longsor akibat hujan intensitas tinggi pada hari Sabtu kemarin. Hujan turun dari jam 15.00-18.00 Wib,” kata dia.
Kejadian tersebut langsung dilakukan penanganan melalui kerja bakti. Mantan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap itu juga menghimbau kepada keluarga terdampak bencana agar tidak tinggal di rumah saat terjadi hujan. Tujuannya untuk mengantisipasi longsor susulan.
Pada wilayah lain, angin kencang memicu pohon tumbang dan menimpa rumah warga di Dusun Ciklapa RT01 RW02 Desa Ciklapa Kecamatan Kedungreja. Akibatnya, rumah tersebut rusak dan memaksa pemiliknya mengungsi.
Kasi Trantib Kecamatan Kedungreja, Suyatno mengatakan, rumah yang rusak tertimpa pohon itu milik Sukinah (66). “Kejadiannya hari Sabtu (1/2) sore, kisaran pukul 16.30 WIB. Pohon albiso atau dikenal sengon tumbang dan menimpa rumah,” kata Suyatno.
Kerugian
Pihaknya merinci, kerusakan rumah utamanya pada bagian atap. Kerugian materialnya di taksir mencapai Rp 15.000.000.
“Usai kejadian sudah dilakukan pengecekan dan pendataan. Bersama warga setempat, juga sudah diatasi dengan cara gotong royong untuk menyingkirkan ranting pohon yang menimpa rumah,” kata dia.
Untuk sementara, pemilik rumah mengungsi di tempat saudara terdekat.
Sementara itu, hujan lebat disertai angin kencang juga memicu pohon tumbang dan menimpa rumah-rumah warga di Kecamatan Wanareja. Petugas UPT BPBD Majenang, Muhadi mengatakan, pohon tumbang menimpa rumah milik Warnoto (30) di Dusun Rangkasan RT05 RW08 Desa Tarisi. Rumah semi permanen ukuran 5×8 meter itu mengalami kerusakan pada atap dan rangka atap patah.
Tak hanya itu, jaringan listrik juga tertimpa pohon di dua titik, sehingga listrik sempat padam.
Di Desa Cilongkrang, angin kencang memicu kerusakan empat rumah warga. Muhadi mengatakan, tiga rumah rusak ringan dan satu lainnya rusak berat. Satu rumah rusak yang dikategorikan berat itu milik Mukmin (65). Keempat rumah itu berada di wilayah Dusun Cilongkrang Barat Desa Cilongkrang.
Kerja Bakti
“Dari pengecekan dan pendataan yang dilakukan bersama Forkompimcam Wanareja, pemerintah desa dan pihak terkait, total rumah terdampak angin kencang maupun pohon tumbang ada 5 unit. Satu di Tarisi dan 4 di Cilongkrang,” kata Muhadi.
Sejauh ini, lanjut dia sudah diupayakan penanganan melalui kerja bakti warga bersama pihak terkait.
Sementara itu, berdasarkan hasil rekapitulasi sementara kejadian bencana alam dari BPBD Cilacap, hari itu angin kencang juga melanda wilayah lain. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Heru Kurniawan mengatakan, angin kencang juga memicu kerusakan dua rumah warga di Desa Cisumur, Kecamatan Gandrungmangu.
“Satu rumah dikategorikan rusak ringan, dan satu lagi rusak sedang,” kata Heru Kurniawan, saat dimintai konfirmasi oleh SuaraBanyumas, Minggu (2/2).
Dia menambahkan, angin kencang juga memicu kerusakan satu rumah warga di Kecamatan Sidareja dan tiga rumah warga di Kecamatan Kroya.
Hujan lebat hari Sabtu, lanjut dia juga sempat memicu luapan air Sungai Cidurian. Luapan air sungai sempat menggenangi jalan raya Sidareja-Cipari, tepatnya di wilayah Prumpung. “Meluapnya Sungai Cidurian sempat menggenangi Jalan Sidareja-Cipari,” kata dia.
Namun, luapan itu tidak bertahan terlalu lama. Dalam hitungan jam, air kembali surut. “Air sudah surut dan kondisi permukaan air Sungai Cidurian sudah normal,” kata dia. (tg-37)