BANYUMAS-Sastrawan sekaligus budayawan Ahmad Tohari berpesan kepada generasi muda Indonesia untuk terus mengembangkan diri seoptimal mungkin. Generasi muda harus menjadi manusia yang benar-benar mandiri, memberi manfaat bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
“Jangan sampai menjadi beban masarakat, atau beban negara. Apalagi sampai merugikan negara. Itu sangat memalukan. Itu bukan anak Indonesia,” katanya saat ditemui di kediamannya di Tinggarjaya, Jatilawang di hari tanggal kelahirannya 13 Juni 2021 lalu.
Salah satu pengembangan diri itu adalah melalui membaca dan menulis. Namun perlu disadari kalau pekerjaan menulis itu proses yang panjang. Menurutnya menulis itu ada awalnya namun tidak ada akhirnya.
“Termasuk pengembangan diri terjadi saat menulis. Kalau difilsafatkan menulislah maka kamu akan ada atau eksis. Ahmad Tohari menulis Ronggeng Dukuh Paruk, maka ketika nanti matipun, Ronggeng Dukuh Paruk akan tetap ada dan terbaca,” jelas kakek enam cucu yang menginjak usia 73 tahun ini.
Diapun memberikan tips untuk masyarakat ataupun generasi muda untuk menghadapi serbuan informasi media digital yang ada saat ini. Ia mengajak masyarakat untuk bisa mengendalikan penggunaan gawai atau media digital lainnya.
“Batasi waktu penggunaan (ponsel pintar) sehingga tidak banyak sampah informasi yang kita kunyah. Bukankah dalam media digital sekarang ini yang lebih banyak adalah sampah,” kata penulis yang sampai saat ini enggan untuk menggunakan ponsel pintar.(san-3)