TANGGAL 24 September ini, tepat tiga tahun masa kepemimpinan Bupati Banyumas Achmad Husein di periode kedua, berpasangan dengan Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono.
Banyak capaian prestasi dan kinerja pemerintahan yang membanggakan berkat dukungan dan sinergitas dengan stakeholder lain, seperti DPRD, Forkompinda dan berbagai elemen masyarakat.
Di sisi lain, dalam kurun itu, dua tahun terakhir ini (2019-2020), semua daerah berjibaku melawan Covid-19, sehingga banyak membuyarkan perencanaan program yang sudah terancang matang, melalui RPJMD dan perencanaan tahunan.
Pasalnya antara program yang sudah tersiapkan, banyak yang tak terdanai karena ada kebijakan refocusing (pergeseran anggaran) untuk Covid-19.
Capaian kinerja yang menonjol tiga tahun terakhir ini adalah peningkatan kualitas kinerja pemerintahan dan pelayanan ke masyarakat (publik).
Kemudian penanganan sampah. Berikutnya kelanjutan penyelesaian peningkatan infrastruktur jalan-jalan kabupaten untuk memperluas dan mempermudah akses mobilitas warga. Serta pertumbuhan ekonomi hingga pinggiran.
Pelopor
Tahun 2021 ini, di Jawa Tengah, Banyumas kembali menjadi yang terbaik atau pelopor untuk prestasi Laporan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Setiap tahun kinerja ini mendapat evaluasi oleh Kementerian Pemberdayaan dan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Penilaian secara berjenjang, mulai dari OPD, tingkat kabupaten, terus provinsi hingga tingkat nasional.
”Untuk penilaian SAKIP sampai tahun ini, Banyumas meraih predikat BB, dan terbaik di Jawa Tengah. Untuk reformasi birokrasi mendapatkan predikat B,” kata Bupati Achmad Husien, Kamis (23/9).
Menurutnya, untuk penilaian keterbukaan, kemudahan dan aksesbilitas investasi juga terbaik se-Jateng. Secara nasional sendiri, untuk pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), melalui Mall Pelayanan Publik (MPP), tahun ini terbaik kedua se-Indonesia.
Kemudian penilaian Public Safety Center (PSC) 119 menjadi salah satu inovasi di bidang pelayanan publik yang masuk dalam 45 Top Inovasi pada ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021.
Sehingga, Banyumas layak menerima hadiah Dana Insentif Daerah (DID) sekitar Rp 8,3 miliar dari pemerintah pusat.
PSC 119 tersebut merupakan inovasi Dinas Kesehatan berupa aplikasi Sistem Aplikasi Terpadu Rujukan, Informasi Kesehatan, dan Ambulans Gawat Darurat Kabupaten Banyumas (SATRIA).
Melalui aplikasi ini masyarakat bisa meminta tolong dalam kondisi emergensi untuk layanan gawat darurat.
Jalan Sudah Halus
Terkait infrastruktur jalan, banyak yang mengakui, jalan-jalan antar kecamatan, hingga ke desa-desa yang masuk jalan kabupaten sudah halus dan lebar. Paling banyak di-hotmix dan cor beton (rigit).
Sebenarnya, pada periode pertama kepemimpinan Husein, target jalan hotmix 1.000 kilo meter sudah selesai. Namun karena ada amanat dari UU Desa, sehingga panjang jalan
kabupaten tertambah dua kali lipatnya.
”Jalan kabupaten di Banyumas sekarang ada sekitar 2.100 kilo meter lebih. Ini dengan Cilacap perbandingannya dua kalinya, Purbalingga lima kalinya dan Banjarnegara bisa enam kalinya. Dan sekarang baru tergarap sekitar 60 persennya,” kata Bupati menggambarkan.
Jika tidak ada refocusing dan penanganan pandemi Covid-19 yang menyita energi dan anggaran, Husein mengakui, peningkatan infrastruktur jalan kabupaten sudah bisa selesai tahun 2022.
Kendati demikian, katanya, sisa waktu dua tahun ke depan, dan upaya bangkit dari pandemi ini bisa terlewati. Maka penyelesaian program ini akan lebih mudah. Karena kuncinya ada alokasi anggaran yang lebih.
”Selama ada pandemi, DAU, DAK dan PAD kita menurun. Kita masih terus bergerak. Di antaranya karena suntikan dari DID sampai Rp 40 miliar hasil capaian prestasi atau kinerja seperti opini WTP 10 kali berturut-turut,” jelas dia.
Kemudian penanganan kesehatan dan keterbukaan investasi dan percepatan pelayanan publik. Bahkan penilaian dari KPK untuk transparansi birokrasi atau pejabat publik, masuk 10 besar nasional.(Agus Wahyudi-7)