PURWOKERTO-Jumlah santri sembuh dari covid-19 di Kabupaten Banyumas terus bertambah termasuk 159 santri pondok pesantren di Watumas Kelurahan Purwonegoro Kecamatan Purwokerto Utara. Sebelumnya di Kabupaten Banyumas ada 328 santri positif covid-19 usai menjalani test swab.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan, sebenarnya tingkat kesembuhan klaster pondok pesantren tergolong cukup tinggi. Mengingat, para santri sembuh dari covid-19 ini mayoritas anak muda yang mempunyai tingkat ketahanan dan kekebalan tubuh yang masih kuat.
“Ini bisa dilihat dari hasil swab lanjutan bagi para santri yang dikarantina di Pondok Slamet dan Wisma Wijayakusuma. Hasil swabnya bagus,” katanya, Senin (12/10).
Untuk santri yang masuk OTG lain, katnya, masih dilakukan karantina di tiga lokasi berbeda. Yakni di Balai Diklat Baturaden, Wisma Wijayakusuma dan Wisma Pondok Slamet, Baturaden.
“Sebagian besar kondisi mereka dalam kondisi sehat, sehingga tingkat kesembuhannya tinggi,” ujar dia.
Lebih lanjut Sadiyanto menjelaskan seluruh hasil swab kalangan santri sudah keluar, yaitu sebanyak 631 orang. Untuk hasilnya masih sama, yaitu 328 orang dinyatakan positif.
Santri Banyumas
Untuk jumlah pondok pesantren di Banyumas sendiri ada 190 pondok. Dengan total jumlah santri mencapai 29 ribu lebih dan sebagian dari para santri ini berasal dari kota-kota di luar Banyumas. Dari 328 orang, yang merupakan warga Banyumas hanya 120 santri.
Sadiyanto menambahkan, jika angka reproduksi rate di Banyumas saat ini adalah berada di angka 0.61 atau sudah di bawah 1. Kemudian angka Positivity rate nya berada di angka 3.90. Angka kematiannya saat ini sekitar 2.09 persen sedangkan angka kesembuhannya 71.06 persen.
“Angka positivity rate nya memang naik karena cukup banyak kejadian positif terutama dari Klaster Ponpes,” terangnya.
Juru bicara Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Banyumas, Enjang Burhanudin Yusuf mengatakan, sampai saat ini sekitar 90 persen kondisi para santri yang terpapar memang sehat.
Pihaknya akan mendatangi secara berkala pondok pesantren di Banyumas yang penghuninya memiliki mobilitas tinggi sehingga berisiko tinggi pula terpapar Covid-19. Hal itu dilakukan guna memantau langsung penerapan protokol kesehatan dan memastikan kondisi para santri serta gurunya sehat.
“Ada sekitar 30 pondok pesantren yang berisiko tinggi karena banyak santri yang berasal dari luar daerah, ini akan kita pantau terus,” katanya.(aw-)