BANYUMAS-Dibandingkan kecamatan lainnya di Kabupaten Banyumas, angka kematian ibu melahirkan di Kecamatan Cilongok masih terbilang tinggi. Dua dari delapan ibu melahirkan meninggal dunia selama satu tahun berasal dari Kecamatan Cilongok.
Hal itu disampaikan Camat Cilongok, Purjito saat Sarahsehan Pembangunan Desa di Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Jumat (11/10). Sesuai data dari Dinas Kesehatan, tingginya kematian ibu melahirkan ini terjadi karena faktor kekurangan energi kronis (KEK).
“KEK ini pula yang menjadi salah satu penyebab stunting atau gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun. Terkait hal itulah, kami terus mendorong desa untuk menanggulangi hal ini,” jelasnya.
Menurut Purjito, kesehatan ibu hamil ini menjadi penentu kesehatan bagi anak yang akan dilahirkan. Untuk itulah keterpaduan peran semua pihak untuk mendorong peningkata kesehatan ibu dan anak sangat diperlukan. Melalui anggaran yang ada, desa didorong memberikan perhatian khusus untuk menangani permasalahan ini.
“Alokasi khusus anggaran dari desa untuk penanganan stunting ini menjadi hal yang diamanatkan pemerintah daerah bahkan nasional. Untuk itulah, penanganan stunting yang dibarengi dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat juga terus kami dorong,” ujarnya.
Melalui pemberdayaan ekonomi inilah, diharapkan permasalahan stunting bisa setahap demi setahap bisa terlaksanakan. Jika masyarakat terbebas dari kemiskinan maka faktor kekurangan energi kronis bisa dicegah. Selain itu pula, Purjito menambahkan faktor sanitasi dan pola hidup bersih dan sehat juga terus didorong.
“Karena untuk menekan stunting dan di dalamnya kematian ibu dan anak ini, faktor ekonomi, sanitasi, pemenuhan nutrisi semua mempengaruhi. Maka kerja keras terpadu dari masyarakat dan pemerintah desa sangat diperlukan,” katanya.
Ketua Yayasan Damandiri, Subiyakto Tjakrawerdaja mengatakan program Desa Cerdas Mandiri Lestari dari yayasan yang dipimpinnya menjadi salah satu upaya pengentasan kemiskinan. Pihaknya telah melaksanakan survey data akurat tentang angka pengangguran produktif hingga angka stunting di wilayah Desa Cilongok yang menjadi proyek percontohan.
“Nantinya warga miskin produktif usia 28-30 tahun ini akan dididik beternak, budidaya ikan dan bertani di lahan yang sudah disediakan. Setelah berhasil, masyarakat akan belajar kepada mereka sehingga pengentasan kemiskinan ini akan terus berlanjut,” ujar mantan Menteri Koperasi era Orde Baru tersebut.(K37-)