PURWOKERTO – Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas memastikan sampai saat ini belum ada alokasi anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mendukung program gizi anak sekolah (Progas).
Selama ini anggaran dari program yang sudah berjalan beberapa tahun itu, hanya bersumber dari pemerintah pusat, yakni Kemdikbud.
“Sebenarnya harapan kami syukur-syukur dari APBD Kabupaten ada alokasi untuk mendukung program gizi anak sekolah. Tapi sampai sekarang belum ada,” kata Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Sutikno, Senin (14/10).
Padahal dengan adanya alokasi anggaran dari APBD, diharapkan kegiatan program gizi anak sekolah bisa berjalan lebih optimal. Apalagi anggaran yang disediakan pemerintah pusat sangat terbatas.
Lagipula, anggaran yang dialokasikan pemerintah pusat (Kemdikbud) hanya bersifat sebagai stimulus atau memberikan rangsangan bagi sekolah untuk menindaklanjuti secara mandiri.
“Anggaran dari Kemdikbud sifatnya hanya sebagai stimulus. Harapannya ditindaklanjuti oleh pihak sekolah dan orang tua siswa untuk menyediakan makanan bergizi secara mandiri,” ujarnya.
Dia menambahkan, program gizi anak sekolah (Progas) di Kabupaten Banyumas tahun ini menyasar sebanyak 20 Sekolah Dasar di empat kecamatan. Program dalam bentuk pemberian makanan pagi bergizi saat ini sedang berjalan dan berlangsung sampai 24 Oktober mendatang.
Sekolah Pinggiran
Keberadaan sekolah yang menjadi sasaran program gizi anak sekolah ini tersebar pada empat kecamatan. Di antaranya Kecamatan Lumbir, Gumelar, Tambak dan Kedungbanteng.
“Kami sengaja memilih sekolah-sekolah di wilayah pinggiran Banyumas. Sebab, tidak tertutup kemungkinan anak-anak di wilayah tersebut membutuhkan tambahan makanan bergizi,” ungkapnya.
Program gizi anak sekolah, katanya, merupakan sebuah upaya meningkatkan asupan gizi siswa. Tujuannya untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, sehingga menjadi anak yang cerdas, produktif, tangguh, dan berdaya saing.
Program ini menekankan arti penting pendidikan gizi dan implementasi pemberian asupan gizi yang seimbang pada anak didik, melalui sarapan yang sehat.
“Adanya Progas diharapkan dapat memenuhi kandungan gizi anak, setidak-tidaknya sepertiga dari kebutuhan gizi anak atau 400-500 kilo kalori dengan protein 10-16 gram sehari,” tambah dia.
Program ini sekaligus sebagai bentuk kampanye tentang gizi, serta membiasakan hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan, menggunting kuku, membentuk karakter anak berperilaku sehat, menambah pengetahuan dan praktik untuk anak penerapan gizi seimbang.
Bila dibandingkan tahun lalu, jumlah sekolah yang menjadi sasaran dari program ini meningkat.
“Tahun lalu hanya sebanyak 10 sekolah yang tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Jatilawang dan Baturraden, namun tahun ini jumlahnya lebih banyak,” terangnya.
Sementara itu kesepuluh sekolah yang tahun lalu menjadi sasaran Progas, antara lain SD 1 Kemutug Kidul, SD 1 dan 2 Pandak, SD 3 Kutasari, dan SD 2 Pamijen.
Selain itu SD Pagentan, SD 2 Tinggarwangi, SD 1 Kedungwringin, SD 2 Gunungwetan, dan SD Karanglewas. Para siswa di sekolah ini mendapatkan bantuan makan pagi selama 108 hari.(H48-20)