CILACAP – Sampai sekarang ketergantungan petani terhadap pestisida masih sangat tinggi karena masih ada anggapan bahwa penggunaan pestisida merupakan jaminan keberhasilan dalam bertani. Anggapan itu muncul karena petani masih terpengaruh oleh promosi pestisida yang sangat intensif.
“Petani lebih suka menggunakan pestisida sintetis karena pestisida jenis ini bersifat instan dan tokcer. Sementara di pasar belum tersedia alternatif pestisida yang ramah lingkungan.”
Hal itu dikatakan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Cilacap, Andiyanto SP ketika menjadi narasumber pada acara Sosialisasi Mutu dan Keamanan Pangan yang diselenggarakan oleh Dinas Pangan dan Perkebunan (Dispabun) Kabupaten Cilacap pada awal Maret 2020.
Kegiatan sosialisasi dengan sasaran Tim Penggerak (TP) PKK tersebut diselenggarakan di empat lokasi yaitu Kecamatan Kedungreja pada 3 Maret 2020, Kecamatan Sampang pada 4 Maret 2020, Kecamatan Dayeuhluhur pada 10 Maret 2020 dan Kecamatan Majenang pada 11 Maret 2020.
Selanjutnya Andiyanto mengatakan, penggunaan pestisida bisa berdampak buruk bagi pengguna, konsumen dan lingkungan. Bahkan bisa menimbulkan dampak sosial ekonomi. Dampak bagi pengguna dan konsumen dapat berupa keracunan dan gangguan kesehatan.
“Masih adanya residu pestisida di sayuran dan buah-buahan membuktikan penggunaan pestisida oleh petani masih tinggi. Hal ini tentu sangat membahayakan kesehatan masyarakat sebagai konsumen sayuran dan buah-buahan,” kata Andiyanto.
Mencuci Sayuran
Untuk itu, lanjut dia, sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi harus dicuci dengan air mengalir lalu direndam selama 30 menit. Setelah direndam kemudian dicuci lagi, baru disimpan di kulkas atau dimakan.
Menurut para ahli, mencuci sayuran dan buah dengan air yang diberi larutan baking soda efektif mengurangi residu pestisida. Baking soda berkonsentrasi satu persen akan menghilangkan 80 % thiabendazol yang merupakan bahan aktif pestisida dan 96 % phosmet. Atau dapat juga direndam menggunakan air garam, larutan asamlemon, larutan asam sitrat, cuka putih atau larutan air kunyit.
Narasumber Tri Sabdono dari Dinas Kesehatan Cilacap menyampaikan materi tentang higiene dan sanitasi pada kesehatan keluarga. Dia menyampaikan enam prinsip hygienis sanitasi makanan minuman (HSMM) yaitu pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, proses pengolahan makanan, pengangkutan makanan yang telah diolah, penyimpanan makanan matang dan penyajian makanan matang.
Ketua Pokja III TPPKK Kabupaten Cilacap, Sisil Dian Setyabudi menyampaikan materi peran PKK dalam peningkatan mutu dan keamanan pangan. TP PKK sebagai konsumen harus selektif dalam memilih bahan pangan yang akan dibeli.
Kepala Dispabun, Ir Susilan mengatakan, sosialisasi diadakan karena mutu dan keamanan pangan tidak hanya pada produk pangan olahan saja tapi juga mencakup pangan segar seperti sayuran dan buah-buahan. Hal ini penting untuk diketahui oleh ibu-ibu PKK.(ag-20)