CILACAP– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, potensi gelombang tinggi di laut selatan Jawa, termasuk selatan Cilacap berlangsung sepanjang musim kemarau. Karena itu, para pengguna aktivitas maritim diimbau untuk mewaspadai.
“Kemungkinan potensi gelombang tinggi berlangsung sepanjang musim kemarau ini, hingga memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Musim kemarau di Cilacap, tahun ini diperkirakan akan berakhir dalam bulan Oktober mendatang,” kata Rendi Krisnawan, saat dikonfirmasi mengenai potensi gelombang di perairan dan Samudera Hindia selatan Jawa, Senin (10/8).
Menurut Rendi, potensi gelombang tinggi tersebut dipengaruhi angin timuran, atau dikenal monsoon Australia. “Karena angin timuran, atau monsoon Australia masih cukup kuat. Jadinya, dengan kecepatan angin yang tinggi akan memicu gelombang tinggi di wilayah laut selatan Jawa,” katanya. Menurut dia, kecepatan angin bisa mencapai 25 knot.
Karena itu, pihaknya mengimbau kewaspadaan bagi para pengguna aktivitas maritim. “Waspada untuk pengguna aktivitas maritim, kapal yang berlayar, juga nelayan, atau juga wisatawan. Karena ketinggian gelombangnya dalam kategori tinggi dan berbahaya,” kata dia.
Untuk diketahui, BMKG sudah beberapa kali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi. Terbaru, peringatan dini terhadap tingginya ombak laut selatan itu berlaku untuk Senin-Rabu (10-12/8).
Pada rentang waktu tersebut, ketinggian gelombang di perairan dan Samudera Hindia selatan Jawa berpotensi mencapai 4-6 meter. Gelombang tinggi itu, dalam perhitungan BMKG masuk kategori sangat tinggi dan berbahaya. (tg-)