Tak hanya pandai berceramah dan humoris, Gusdur atau KH Abdurrahman Wahid juga
piawai dalam menulis. Tulisannya tak hanya mampu menjadi rujukan kehidupan demokrasi
Indonesia, bahkan dunia. Tak heran di masa orde baru, sepak terjang orasi hingga
kepenulisannya cucu Hadrasyaikh KH Hasyim Asy’ari ini dibatasi oleh regim penguasa.
Demikian paparan KH Habib Mahfudz, pengasuh Ponpes Miftahul Huda, Pesawahan,
Rawalo saat mengajak peserta Pelatihan Menulis Fatayat dan IPPNU Rawalo meneladani
dan mengikuti tradisi kepenulisan GusDur di SMK Telkom MBM Rawalo, kemarin (22/12).
“Meski saat ini ramai dengan jaman digital serba audio visual, namun kepenulisan pasti
tidak tergantikan. Apalagi soal kepenulisan dengan bobot yang mendalam dan sebagainya.
Makanya kami dorong kepada generasi muda NU untuk bisa dan terus menulis,” katanya.
Dijelaskan KH Habib Mahfudz, menulis secara fisik ataupun media digital merupakan tradisi
lama yang masih cukup baik. Untuk itulah, hal ini sebaiknya tak ditinggalkan oleh kalangan
santri atau nadliyin. Meski demikian iapun mendorong agar santri juga bisa menyesuaikan
dan mengambil tradisi baru berupa pemanfaatan media digital agar tak tertinggal.
“Yakinlah bahwa menulis atau tulisan fisik juga punya tempat dan arti tersendiri. Jadi
jangan tinggalkan menulis, saat yang lain juga berpaling dari itu. Menulislah sehingga kita
bisa memberikan manfaat kepada orang lain,” tandasnya.
Dalam pelatihan tersebut, sekitar 60 kader Fatayat dan IPPNU Rawalo diberikan
keterampilan menulis jurnalistik dan fiksi. Secara bergantian, Ketua Lembaga Ta’lif wa
Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Banyumas, Djito El Fateh dan penulis novel Indra
Defandra memberikan materi kepenulisan di sekolah kompleks pesantren tersebut.
Nantinya pasca pelatihan inilah, para peserta ditarget akan bisa bertahap mengisi Buletin
Fahmina terbitan PAC Fatayat Rawalo. Sementara untuk kepenulisan cerita pendek atau
karya fiksi akan dihimpun menjadi antologi dan akan diterbitkan di tahun 2020 mendatang.
Pelatihan menulis ini juga merupakan tindak lanjut pelatihan penulis di tingkat Pimpinan
Cabang Fatayat.
“Kami berharap di momen Hari Ibu inilah, sahabat-sahabat Fatayat dan rekanita IPPNU bisa
termotivasi untuk menulis. Buletin hingga media lainnya diharapkan dapat terisi oleh
mereka untuk mengkampanyekan Islam ‘ala Ahli Sunnah wal Jama’ah an Nahdliyah,” jelas
Ketua PAC Fatayat NU Rawalo, Yuni Wafiaturohmah didampingi Ketua Panitia kegiatan,
Naely Rachmawati.(Susanto-)