CILACAP – RSUD Cilacap menjadi tempat isolasi bagi 13 Anak Buah Kapal (ABK) asal Filipina yang terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, belum diketahui virus Korona yang menjangkiti para ABK itu adalah varian baru atau bukan.
Kapal yang ditumpangi para ABK tersebut diketahui bermuatan gula rafinasi, dan sempat singgah di India. Kapal itu tiba di Cilacap pada 25 April pukul 16.00.
Sekda Cilacap Farid Ma’ruf selaku Ketua Harian Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cilacap meminta masyarakat Cilacap untuk tetap tenang, dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan, dengan menjaga jarak, pakai masker, cuci tangan, dan kurangi mobilitas.
“Masyarakat tetap tenang, jangan ikuti berita hoaks. Sebab, sudah ditangani RSUD dan Dinas Kesehatan,” tuturnya, saat menggelar konferensi pers bersama Kepala Dinas Kesehatan Cilacap Pramesti Griana Dewi, Jumat (7/5/2021).
Lebih lanjut ia menjelaskan, mengenai virus Korona yang menjangkiti para ABK itu, pihaknya belum mengetahui varian virus tersebut, apakah varian baru atau bukan.
(Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Virus Korona, Pemeriksaan Kapal yang Bersandar di Pelabuhan Harus Ketat)
Pihak Dinas Kesehatan, sambung Pramesti sudah mengirimkan spesimen swab ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI. Namun demikian, kata dia sampai saat ini belum menerima hasilnya.
“Butuh waktu satu sampai dua minggu untuk mendapatkan hasilnya,” ucap Pramesti.
Kondisi ABK
Sementara itu, terkait kondisi ABK yang diisolasi, satu orang memerlukan perawatan intensif, sehingga dirawat di ICU. Sementara 12 orang lainnya kondisinya cukup stabil, dan hanya mengalami gejala ringan. Adapun 7 ABK lain yang hasil tesnya negatif, tetap diminta berada di kapal.
“Ruang isolasi ABK, tidak bercampur dengan pasien isolasi lain, kita pilihkan kamar yang terbatas,” ungkap Pramesti.
Terpisah terkait adanya ABK dari Filipina yang bersandar di Pelabuhan Cilacap, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memerintahkan pemerintah setempat untuk mengisolasi seluruh penumpang kapal tersebut.
“Sudah dites, yang positif langsung diisolasi. Semua yang masuk ke kita minimal wilayah Jawa Tengah jauh-jauh hari otoritas pelabuhan harus sudah tahu. Kalau kemudian kapal-kapal itu datang dari daerah-daerah atau negara-negara yang berbahaya apalagi yang kemarin itu mampir di India, lalu kita tes ternyata positif,” ujarnya saat meninjau tempat karantina pemudik di Gor Satria Purwokerto, Jumat (7/5).
Dia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang menyesatkan. Sebab, rumah sakit setempat sudah merespon.
“Semuanya (ABK) yang di atas tidak boleh turun. Ada yang negatif juga tidak boleh turun,” tandasnya. (gdw,ns-2)