Purwokerto, kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, pernah mengalami masa kejayaan bioskop di era 1980-an hingga 1990-an. Saat itu, terdapat tujuh bioskop di kota ini, yaitu Garuda, Kamandaka, Srimaya, Nusantara, President, Dynasty, dan Rajawali.
Garuda
Bioskop Garuda terletak di Jalan Jenderal Soedirman. Bioskop ini merupakan bioskop yang paling murah di Purwokerto. Tiket masuknya hanya Rp250 untuk hari biasa dan Rp500 untuk akhir pekan. Bioskop ini tidak dilengkapi pendingin udara (AC) dan kursinya masih dari kayu.
Kamandaka
Bioskop Kamandaka terletak di Moro Supermarket. Bioskop ini juga merupakan bioskop kelas bawah. Harga tiket masuknya Rp350 untuk hari biasa dan Rp450 untuk akhir pekan. Kursi di bioskop ini terbuat dari rotan.
Srimaya
Bioskop Srimaya terletak di Jalan Jenderal Soedirman. Bioskop ini memiliki kursi VIP yang terletak di balkon. Harga tiket masuknya Rp500 untuk hari biasa dan Rp600 untuk akhir pekan.
Nusantara
Bioskop Nusantara terletak di Jalan Jenderal Soedirman. Bioskop ini diperuntukkan bagi kalangan menengah. Harga tiket masuknya Rp450 untuk hari biasa dan Rp550 untuk akhir pekan.
President
Bioskop President terletak di Jalan Jenderal Soedirman. Bioskop ini merupakan bioskop kelas atas. Harga tiket masuknya Rp1.250 untuk hari biasa dan Rp1.750 untuk akhir pekan.
Dynasty
Bioskop Dynasty terletak di Jalan Dokter Angka. Bioskop ini merupakan bioskop kelas atas. Harga tiket masuknya Rp2.500 untuk hari biasa dan Rp3.500 untuk akhir pekan.
Rajawali
Bioskop Rajawali terletak di Jalan Jenderal Soedirman. Bioskop ini merupakan satu-satunya bioskop di Purwokerto yang masih bertahan hingga saat ini. Harga tiket masuknya Rp50.000 untuk hari biasa dan Rp75.000 untuk akhir pekan.
Bioskop ini memiliki ciri khas tersendiri, yaitu lagu “Rajawali Theatre” yang diputar sebelum film dimulai. Lagu ini menjadi salah satu identitas dari bioskop ini dan masih diingat oleh masyarakat Purwokerto hingga saat ini.
President dan Dynasty merupakan bioskop yang ditujukan untuk kalangan elit. Keduanya memiliki fasilitas yang lengkap, seperti AC, kursi busa, dan desain ruangan teater. Film yang diputar di kedua bioskop ini biasanya merupakan produksi Hollywood, pemenang Oscar, atau film action.
Nusantara dan Srimaya merupakan bioskop yang ditujukan untuk kalangan menengah. Kedua bioskop ini memiliki fasilitas yang lebih sederhana, seperti AC dan kursi busa. Film yang diputar di kedua bioskop ini biasanya merupakan film-film Mandarin, Indonesia, atau Bollywood.
Garuda dan Presiden merupakan bioskop yang ditujukan untuk kalangan bawah. Kedua bioskop ini memiliki fasilitas yang paling sederhana, seperti kursi kayu dan tanpa AC. Film yang diputar di kedua bioskop ini biasanya merupakan film-film Indonesia atau Hollywood yang sudah lama rilis.
Bioskop-bioskop di Purwokerto pada masa kejayaannya memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Selain karena film-film yang ditayangkannya, bioskop-bioskop ini juga menjadi tempat untuk berkumpul dan bersosialisasi. Tak heran, bioskop-bioskop ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat, terutama pada hari libur.
Karakteristik Bioskop-bioskop Purwokerto di Masa Kejayaannya
Secara umum, bioskop-bioskop di Purwokerto di masa kejayaannya memiliki beberapa karakteristik berikut:
- Harga tiket masuk yang terjangkau. Harga tiket masuk bioskop di Purwokerto di masa kejayaannya sangat terjangkau, bahkan ada yang hanya Rp250. Hal ini membuat bioskop menjadi hiburan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.
- Kursi yang sederhana. Kursi di bioskop-bioskop Purwokerto di masa kejayaannya masih sederhana, terbuat dari kayu atau rotan. Bahkan, ada bioskop yang tidak dilengkapi AC.
- Film-film yang beragam. Bioskop-bioskop Purwokerto di masa kejayaannya memutar berbagai macam film, mulai dari film Indonesia, film Hollywood, hingga film Mandarin.
Kenangan nostalgia menonton bioskop di Purwokerto
Meski kini hanya menyisakan satu bioskop, namun kenangan menonton bioskop di Purwokerto masih membekas di hati para penggemarnya. Berikut adalah beberapa kenangan nostalgia yang sering diceritakan:
- Bioskop yang sederhana
Bioskop-bioskop di Purwokerto pada masa itu masih sangat sederhana. Kursi-kursinya masih terbuat dari kayu, bahkan ada yang terbuat dari rotan. Beberapa bioskop juga tidak dilengkapi dengan AC, sehingga penonton harus rela berkeringat saat menonton film.
- Film yang telat tayang
Film-film yang diputar di bioskop-bioskop Purwokerto biasanya telat tayang. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan teknologi dan distribusi film pada masa itu.
- Adegan yang terpotong
Karena film yang diputar telat, maka ada beberapa adegan yang terpotong. Hal ini sering membuat penonton kecewa, terutama jika adegan yang terpotong adalah adegan yang penting.
- Penonton yang emosional
Penonton bioskop di Purwokerto pada masa itu sangat emosional. Mereka akan bertepuk tangan jika pemeran protagonisnya menang kelahi lawan antagonisnya.
Penutupan Bioskop-bioskop Purwokerto
Di Purwokerto, enam dari tujuh bioskop yang ada terpaksa tutup, yaitu Garuda, Kamandaka, Srimaya, Nusantara, President, dan Dynasty. Hanya Bioskop Rajawali yang masih bertahan hingga saat ini.
Penutupan bioskop-bioskop di Purwokerto merupakan kehilangan besar bagi masyarakat. Bioskop merupakan tempat hiburan yang dapat menjadi sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat.
Masa kejayaan bioskop-bioskop di Purwokerto mulai meredup pada awal tahun 2000-an. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Berkembangnya teknologi pemutaran film dan video di rumah
- Perkembangan gaya hidup masyarakat
- Kondisi ekonomi masyarakat yang semakin menurun dampak krisis moneter tahun 1998
Akibatnya, satu per satu bioskop di Purwokerto mulai tutup. Hanya Bioskop Rajawali yang berhasil bertahan hingga saat ini. Bioskop ini kini sedang mengalami renovasi dan berupaya untuk mengikuti perkembangan zaman.
Bioskop-bioskop di Purwokerto di masa kejayaannya merupakan bagian dari sejarah kota ini. Bioskop-bioskop tersebut menjadi saksi bisu perkembangan industri perfilman di Indonesia.
Penutupan bioskop-bioskop tersebut merupakan kehilangan besar bagi masyarakat Purwokerto. Namun, Bioskop Rajawali yang masih bertahan hingga saat ini menjadi harapan bagi masyarakat Purwokerto untuk dapat kembali menikmati hiburan di bioskop.