PURWOKERTO – Cabai rawit menjadi salah satu komoditas penyumbang terbesar terhadap pembentukan inflasi Kota Purwokerto pada Agustus 2019.
Cabai merah memberi andil sebesar 0,18 persen. Diikuti dengan cabai rawit dan sekolah dasar masing-masing memberi andil 0,09 persen, kemudian kacang panjang 0,07 persen.
Sekolah menengah pertama, kangkung dan emas perhiasan masing-masing memberi andil 0,05 persen. Lalu kue basah 0,03 persen, serta sate dan beras masing-masing menyumbang 0,04 persen.
Dengan perkembangan komoditas selama Agustus menyebabkan Kota Purwokerto pada Agustus 2019 inflasi sebesar 0,42 persen. Inflasi Agustus melambat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya 0,45 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Banyumas, Edy Aprotuwiyono, dalam laporannya mengatakan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2019, secara umum naik. (baca juga: Cabai Rawit Merah Tembus Rp 70 Ribu/Kilogram)
“Agustus terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 134,23 pada Juli 2019 menjadi 134,79 pada Agustus 2019. Ini berdasarkan hasil pemantauan harga oleh BPS,” katanya.
Dia mengemukakan, pada Agustus 2019 semua kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Purwokerto. Kelompok bahan makanan andil 0,15 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen dan kelompok perumahan andil 0,04 persen.
Kemudian, kelompok sandang memberi andil 0,06 persen, kelompok kesehatan andil 0,01 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga andil 0,01 persen, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,04 persen.
Lebih lanjut Edy mengatakan, jika dilihat perbandingan inflasi tahunan secara umum, menurut penghitungan inflasi tahun kalender 2019 (Januari-Agustus) terjadi inflasi 2,21 persen. Ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan 2018 (pada periode yang sama inflasi 1,84 persen).
“Untuk inflasi year on year (yoy) pada 2019 adalah 3,36 persen (lebih tinggi dibandingkan dengan 2018 sebesar 2,868 persen),” kata dia.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi Kota Purwokerto menempati peringkat ketiga untuk inflasi tertinggi dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang diamati perkembangan harganya.
Ada empat kota di Jawa Tengah inflasi dan dua kota deflasi. Inflasi tertinggi ada pada kota Kudus sebesar 0,82 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,33 persen. untuk deflasi terendah ada di kota Surakarta sebesar 0,16 persen. (H60-20)