TRADISI unik diterapkan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jateng di Watumas Purwokerto. Sebanyak 660 siswa lulusan SPN yang baru dilantik menjadi anggota Polri berpangkat brigadir dua, lengkap dengan pakaian dinas upacara (PDU) dikumpulkan di tengah lapangan SPN Watumas.
Bintara remaja yang berjajar rapi memadati lapangan diminta untuk tetap berada di tempat. Inilah awal mula dari tradisi unik yang diberlakukan di SPN Polda Jateng pada Senin (2/3).
Di bagian akhir rangkaian upacara penutupan pendidikan pembentukan bintara polri tahun anggaran 2019/2020, sekaligus pelantikan bintara baru, para orang tua dipersilakan mencari anaknya yang baru saja dilantik menjadi anggota polisi. Yang diperbolehkan mencari hanya orangtua, bapak dan ibu atau walinya.
Begitu pembawa acara mempersilakan untuk mencarinya, para orangtua yang sudah menunggu di pinggir langsung menyerbu ke tengah lapangan. Dengan membawa buket kembang yang telah disiapkan, para orangtua ‘berburu’ mencari anaknya di bawah terik matahari.
Aksi orangtua mencari anaknya seusai tujuh bulan mengikuti pendidikan tersebut disaksikan langsung oleh Kapolda Jateng Irjen Dr H Rycko Amelza Dahniel MSi dan Kepala SPN Polda Jateng Kombes Djuwito Purnomo SIK.
Suasana haru menyelimuti acara ‘orangtua mencari anak’. Rupanya tidak semua orangtua bisa dengan cepat menemukan anaknya. Sebagian berkomentar ‘pangling‘ dengan penampilan anaknya yang sudah tujuh bulan tidak ketemu.
Sebab penampilan para bintara remaja yang baru selesai pendidikan dan dilantik jadi insan bhayangkara itu ada yang jadi kurus, dan ada yang berpenampilan gagah. Sebagian besar akhirnya bisa bertemu dengan anaknya. Seketika itu juga tangis haru mewarnai pertemuan orangtua dengan anaknya yang sudah berseragam coklat-coklat.
Sang anak yang merasa bisa sukses lulus pendidikan dan dilantik jadi bintara Polri, pun langsung memeluk dan mencium kedua orangtuanya. Tak hanya peluk cium, sebagian bintara remaja itu pun langsung bersujd dan mencium kaki ibunya.
Keliru
Dalam tradisi unik itu juga sempat terjadi peristiwa lucu. Salah satu orangtua yang sudah memeluk dan mencium bintara remaja, setelah topi petnya dibuka ternyata bukan anaknya alias keliru. Peristiwa ini pun membuat gelak tawa sebagian tamu undangan yang sempat menyaksikan aksi keliru peluk cium anak.
”Ada keasyikan tersendiri mencari anak setelah sekian lama tidak ketemu. Ya agak pangling juga. Apalagi ketika berada di tengah lapangan, jumlahnya banyak dan postur tubuhnya mirip-mirip. Jadi wajar saja ada yang keliru,” ungkap salah satu orangtua asal Cilacap yang anaknya ikut dilantik jadi bintara polri berpangkat brigadir dua.
Ada juga yang sampai Kapolda Jateng dan tamu undangan meninggalkan tempat upacara, belasan bintara baru belum juga bertemu dengan orangtuanya. Untuk memudahkan orangtuanya mencari, belasan bintara baru itu kemudian ditempatkan di bagian depan undangan. Orangtua yang belum menemukan anaknya diminta merapak ke depan kursi undangan.
Kapolri Jenderal Idham Azis dalam sambutan yang dibacakan Kapolda Jateng Irjen Dr H Rycko Amelza Dahniel MSi mengatakan keberhasilan para siswa dalam mengikuti dan menyelesaikan pendidikan tidak terlepas dari doa dan dukungan keluarga, terutama orang tua.
”Tunjukkan kepada mereka (orangtua) bahwa kamu adalah personel Polri yang berprestasi, senantiasa menjaga kehormatan diri dan institusi serta menjadi teladan dan kebanggaan bagi masyarakat, bangsa dan negara,” tandas Kapolri. (Sigit Oediarto-20)