PURWOKERTO – Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Kabupaten Banyumas siap bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan. Terutama untuk memajukan sektor pariwisata.
Ketua BPC PHRI Banyumas, Irianto mengatakan, pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola hotel dan restoran. Sebab, meski tetap boleh beroperasi, manajemen juga harus menjalankan protokol kesehatan.
“Ya kita memang harus bersinergi, bekerja sama dengan dengan semua stakeholder. Tentunya untuk meningkatkan pariwisata agar tetap jalan dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata dia usai pelantikan BPC PHRI masa bakti 2021-2026 di Pendapa Si Panji Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (10/6/2021).
Dia menuturkan, kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat turut mempengaruhi tingkat okupansi. Namun, semenjak ada pelonggaran, jumlah tamu mulai naik.
Irianto mencontohkan, saat kebijakan larangan mudik baru-baru ini, tingkat kunjungan sangat rendah. Bahkan, pendapatan yang diperoleh hanya mampu menutup biaya operasional.
(Baca Juga: Setelah KONI, Ketua Umum BPC PHRI Banyumas Juga Terpilih Aklamasi)
“Di awal Covid-19 memang kita sempat tutup. Tapi meningkat lagi setelah adanya pelonggaran wisata dibuka, alhamdullillah ada tamu yang datang. Terutama tamu-tamu dari korporat, pebisnis yang datang ke Purwokerto. Seperti Lebaran, biasanya sebelum puasa sudah full booked. Tapi tahun ini, karena ada pembatasan dan penyekatan jadi tamu sangat rendah. Event-event juga sangat dibatasi sekali. Ya sekitar 10-20 persen lah, bisa menutup operasional saja itu sudah alhamdullillah. Karyawan sampai kita bagi shift,” tuturnya.
Irianto mengatakan, untuk program PHRI berikutnya, pihaknya berencana membuat even untuk memancing tamu yang datang. Selain itu, dia akan mendorong anggota yang masih pasif menjadi aktif kembali.
Perlindungan Hukum
Berdasarkan data PHRI Banyumas, jumlah anggota yang tercatat sebanyak 1.200 orang. Dari pengelola hotel sebanyak 480 orang sementara restoran sebanyak 720 orang anggota. Namun jumlah anggota yang aktif hanya 184 orang. “Tugas kami mendorong anggota pasif menjadi aktif. Kemudian adanya perlindungan hukum, kami ada divisi atau bidang yang mengurus advokasi atau perlindungan hukum. Kemudian anggota yang belum punya izin (usaha) akan kami fasilitasi,” ujarnya.
Wakil Ketua BPD PHRI Jawa Tengah, Ilham Muhammad Saleh mengatakan, PHRI harus berperan sebagai mitra pemerintah. Selain itu, juga dapat menjadi payung bagi anggotanya.
“Peran PHRI, yang kurang terkait dengan advokasi dan pendampingan. Banyak masalah anggota yang harus mendapat fasilitas oleh pengurus PHRI,” ujarnya.
(Baca Juga: Petahana Tak Maju Lagi, Jabatan Ketua PHRI Banyumas Periode 2021-2026 Jadi Rebutan)
Sementara itu, Bupati Banyumas, Achmad Husein, meski saat ini hotel dan restoran tetap beroperasi, dia meminta para pengelola untuk tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Bila ada pengunjung yang tidak memakai masker atau membuat kerumunan, harus ditegur. Sebab, hingga saat ini pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Jangan sampai Banyumas (zona) merah lagi. Kalau merah, wisata ditutup. Kalau tidak ingin, maka harus kompak, bantu kami,” tandasnya.(ns-2)