PURWOKERTO – Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Perusahaan dan Ketenakerjaan
Kabupaten Banyumas (Sipujamas).
Yaitu sebuah sistem big data secara online yang akurat, terbaru (update) dan dapat dipertanggungjawaban.
Kepala Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono mengatakan, manfaat bagi perusahaan yang mengisi pada aplikasi Sipujamas ini adalah bisa melihat eksistensi perusahaan tersebut.
Salah satunya, sebagai bentuk layanan yang berkaitan dengan hak-hak pekerja. Bagi pemerintah dan masyarakat, bisa mengakses dan mendapatkan informasi yang akurat dan terbaru terkait dengan dinamika perusahaan dan pekerjanya.
”Di setiap perusahaan ada serikat pekerja. Jika nanti datanya sudah masuk ke Sipujamas akan terdeteksi, perusahaan itu ada organisasi mitranya atau tidak ada,” terangnya.
Dalam aplikasi Sipujamas juga akan terdeteksi kepesertaan program jaminan sosial ketenagakerjaan di masing-masing perusahaan.
Pemanfaatan aplikasi tersebut, kata dia, awalnya dengan peluncuran (launching) oleh Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono, Selasa (7/9) lalu.
Sambut Baik
Wabup Sadewo menyambut baik pembuatan aplikasi yang Kepala Bidang Hubungan Industrial, Susanti Tri Pamuji inisiasi.
Menurutnya, dengan adanya aplikasi tersebut harapannya akan terbentuk big data perusahaan dan ketenagakerjaan di Kabupaten Banyumas dengan berbagai perangkat pendukungnya.
Wabup berharap, data yang terangkum dalam aplikasi Sipujamas ini bisa bersinergi, sinkron, dan selaras dengan data-data pada instansi terkait lainnya.
Ia minta dinas tersebut untuk lebih aktif, jika ingin data yang tersajikan pada aplikasi ini berfungsi.
”Jangan sampai ada data yang berbeda secara mencolok, yang membuat kita justru menjadi bingung dan sulit dalam mengambil keputusan akibat adanya perbedaan data,” pintanya.
Susanti menceritakan, awal mula muncul gagasan membuat aplikasi ini, melihat kondisi penyajian data terkait jumlah perusahaan, jumlah tenaga kerja dan perkembangannya belum tertata dengan baik. Validasi data yang real-time belum mampu tersajikan.
”Targetnya dengan aplikasi ini, kita punya data online yang real-time. Tiap hari data terkait jumlah perusahaan dan tenaga kerja kan fleksibel, bisa terus berubah,” terang dia.
Misalnya ada tenaga kerja yang meninggal, pensiun dan di-PHK, selalu terpantau. Begitu pula jika ada perusahaan tidak lagi beroperasi atau tutup maupun pindah.
Selama ini, pihaknya hanya mengandalkan data yang terlaporkan oleh wajib lapor ketenagakerjaan perusahaan (WLKP), aplikasi Kemenaker yang pengelolaannya oleh Satwasker (Satua Pengawasan Ketenagakerjaan).
”Selama ini kita minta datanya ke sana (Satwasker-red). Kadang datanya belum updapte. Kenapa kita tidak membuat sistem sendiri,” ujar dia.
Awalnya pihaknya menyusun data (big data) dulu. Ke depan, baru bersinergi dengan BPJS Keseahatan, BPJS Ketenagakerjaan maupun sistem OSS DPMPTDP.
Perusahaan Besar
Dia menjelaskan, berdasarkan data di WLKP, jumlah perusahaan besar di Banyumas tercatat 115 perusahaan, Setelah validasi dan penataan, ternyata tinggal 92 perusahaan.
Setelah cek lokasi, sisanya ternyata sudah tidak beroperasi dan tidak melaporkan kembali ke WLKP.
”Kesannya jumlah perusahaan dan tenaga kerja di sini banyak. Setelah kita kaji ulang, yang masih eksis hanya 92 perusahaan. Yang sudah tutup atau tidak beroperasi kebanyakan yang cabang, seperti distributor-distributor,” kata dia mencontohkan.
Bersinergi
Selain menyiapkan big data, pihaknya juga akan bersinergi dengan pengelola administrasinya perusahaan dan HRD.
Jika data itu selalu berjalan, maka komunikasi dan sinergi akan mudah terbangun.
”Misalnya pada masa pandemi seperti ini, pak bupati atau pimpinan minta data karyawan yang sudah menerima vaksin, kan lsngung bisa tersaji karena pada sistem aplikasi ini juga siap menu-menu yang bisa langsung HRD atau admin perusahaan maupun tenga kerja isi,” katanya.(aw-6)