PURBALINGGA – Sebanyak 144 kelompok tani di Kabupaten Purbalingga mendapatkan pupuk subsidi dengan nilai Rp 1,75 miliar. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Purbalingga, Adi Yuwono saat menyampaikan sambutan pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam) di Dapil V Senin (20/2/2023) di Pendapa Kecamatan Kejobong.
Musrenbang diikuti oleh pemerintah desa dan forkompimcam yang mencakup Kecamatan Kejobong, Kaligondang dan Pengadegan. Juga diikuti oleh anggota DPRD Purbalingga dari Dapil V.
(Baca Juga KPU Purbalingga Turun Verfak Dukungan Calon Anggota DPD RI)
“Legislatif dan eksekutif harus berkomunikasi dengan baik. Satu contoh bagaimana komunikasi yang baik tersebut menghasilkan hal yang produktif yaitu terfasilitasinya ketersediaan pupuk untuk para petani,” katanya.
Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 144 kelompok tani di Kabupaten Purbalingga dengan nilai Rp 1,75 miliar mendapatkan pupuk karena komunikasi konstruktif dari DPRD dengan Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga.
“Kami melakukan komunikasi baik dengan eksekutif dalam hal ini Dinpertan Purbalingga sehingga kelompok tani di Purbalingga bisa mendapatkan pupuk dengan mudah,” katanya.
Infrastruktur
Dia menambahkan, masyarakat Kabupaten Purbalingga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani harus mendapatkan layanan prima dari negara. Infrastruktur pertanian seperti jalan menuju lahan pertanian harus dikembangkan atau dibangun serta dipelihara sehingga produksi pertanian menjadi lebih meningkat.
“Jalan yang menuju lahan pertanian juga harus baik sehingga akan meningkatkan hasil atau produksi pertanian. Ini mengingat 75 persen warga Purbalingga adalah petani,” imbuhnya.
(Baca Juga Tahun 2022 Prevalensi Angka Stunting di Banyumas Turun 5 Persen)
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bappelitbangda Kabupaten Purbalingga, Suroto menekankan pentingnya inovasi bagi Pemerintah Desa. Layanan kepada masyarakat yang mungkin saja awalnya susah menjadi mudah, yang mahal menjadi murah agar masyarakat merasa negara hadir untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
“Jika Desa inovatif, maka layanan yang susah akan menjadi mudah dan yang mahal akan menjadi murah,” pungkas Suroto. (ri-4).