CILACAP – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap melakukan sejumlah persiapan menghadapi potensi dampak bencana pada musim kemarau, terutama kekurangan air bersih di wilayah.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy Wijayanto mengatakan, pihaknya sudah memetakan daerah rawan kekeringan. Badan itu juga sudah melakukan sosialisasi, dan koordinasi dengan jajaran pemerintahan kecamatan, desa, hingga para sukarelawan.
(Baca Juga: Kemarau di Cilacap, Waspadai Dampak Kekeringan)
Mengacu data BPBD, wilayah rawan kekeringan di Kabupaten Cilacap tersebar pada 73 desa. Wilayah yang rawan mengalami kekurangan air bersih itu tersebar di 19 kecamatan.
Tri Komara mengatakan, pihaknya sudah menganggarkan Rp 90 juta. Pihaknya akan menggunakan anggaran itu untuk membantu air bersih ketika nantinya ada warga yang membutuhkan.
“Kami sudah melakukan persiapan dini menghadapi musim kemarau. Anggaran Rp 90 juta dari APBD Definitif Cilacap tahun ini,” kata Tri Komara.
Pihaknya juga menyiapkan tangki, atau kendaraan untuk mengangkut air. Badan itu memiliki tiga kendaraan siap operasi.
“Kendaraan ada juga dari PDAM dan PMI Cilacap, jadi paling tidak ada 5 unit,” kata dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Cilacap, Arif Praptomo menyatakan senada. Pihaknya sudah menyiapkan sarana dan prasarana juga sumber daya manusia untuk keperluan pengadaan bantuan air bersih.
“Kami menjalin kerja sama dengan PDAM Cilacap untuk pengadaan airnya,” kata dia.
Hujan di Musim Kemarau
Musim di Kabupaten Cilacap, saat ini memasuki peralihan dari hujan menuju ke kemarau. Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, musim kemarau pada sebagian wilayah Cilacap, diperkirakan akan berlangsung sejak akhir bulan Mei.