PURWOKERTO – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Banyuma perlu mewaspadai tren inflasi akhir tahun yang biasanya meningkat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini mengatakan, sampai dengan September Kota Purwokerto masih berada dalam kisaran sasaran inflasi 2019 sebesar 3,5 ±1 persen (yoy).
Bahkan, pada September Kota Purwoketo deflasi 0,50 persen. Deflasi ini salah satunya disumbang dari penurunan harga cabai merah. “Harga cabai sebelumnya naik, sekarang turun sehingga memberi andil deflasi,” katanya, kemarin.
Namun, ada beberapa komoditas yang menahan laju deflasi yaitu beras dan elpiji. Kedua komoditas itu harganya naik. “Beras ada kenaikan tapi sedikit, sehingga menahan laju deflasi Purwokerto,” katanya.
Dia memperkirakan pada bulan-bulan berikutnya, seperti Oktober, November dan Desember tren datanya selalu naik. “Tiap tahun tren datanya naik karena ada momen libur panjang dan tahun baru. Moga-moga target inflasi 2019 sebesar 3,5 ±1 persen masih bisa tercapai,” katanya.
Sebagai upaya pengendalian harga, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas telah melakukan beberapa kegiatan, diantaranya pemantauan harga rutin terutama untuk komoditas bahan pangan strategis seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, dan komoditas hortikultura.
Fokus pengendalian inflasi TPID Kabupaten Banyumas pada 2019, yaitu peningkatan pasokan bahan makanan. Terutama cabai merah. Kemudian upaya pengendalian harga dan koordinasi antardaerah dalam pengendalian inflasi.
“Kami akan pantau terus. Kami pastikan distribusinya lancar. Alhamdullillah sampai sekarang tidak ada hambatan. Kalau kondisinya seperti ini, sampai akhir tahun target inflasi masih bisa tercapai,” katanya. (H60-20)