MEMASUKI masa kedua periode kepemimpinan Bupati Achmad Husein, investasi padat kerja dan pariwisata, menjadi salah satu unggulan utama di Kabupaten Banyumas yang terus digencarkan.
Ini menjadi perhatian karena diharapkan dari dua sektor itu mampu mendorong pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama mengurangi angka pengangguran dan menekan angka kemiskinan.
Karena itu, sejak dua tahun terakhir ini, hingga memasuki tahun 2020 ini, berbagai prasyarat untuk mempercepat pencapaian tersebut dilakukan dan terus diupayakan. Di antaranya, kemudahan dalam pelayanan perizinan, menyiapkan rencana strategis daerah di bidang infrastruktur dan sarana prasana lain.
Di antaranya, jemput bola terhadap kalangan investor, mentyiapkan kawasan industri baru di Wangon dan sekitarnya. Melengkapi berbagai fasilitas e-goverment dengan sistem aplikasi berbasis teknologi informatika baik secara online maupun digitalisasi. Capaian tersebut, di antaranya dipersembahkan untuk ‘kado’ ulang tahun Kabupaten Banyumas, tanggal 22 Februari ini, memasuki usia ke-449 tahun.
Untuk mempromosikan hal itu, Bupati dalam berbagai kesempatan dan publikasi di media sosial maupun konvensional, selalu mengenalkan dengan istilah ‘investasi jemput bola’.
Ini ditujukan untuk dua hal utama, yakni untuk mempercepat berdiri pabrik garmen di Desa Randegan Kecamatan Wangon. Ini dilakukan, setelah pabrik garmen di eks lokasi pabrik gula Kalibagor, PT Sansan Saudaratek Jaya sudah beroperasi lebih awal. Target tenaga kerja yang direkrut hingga April 2020 ini, sebanyak 1.500 prang.
“Pokoknya jika ada investasi padat karya di atas 500 orang pekerja, kita jemput bola. Izinnya kita bantu yang urus secara gartis dan investornya aktif komunikasikan,” kata Husein.
Dukungan Pemkab
Dukungan pemkab terhadap investasi yang diberi ruang dan peluang yang besar ini, di antaranya dengan disiapkan kawasan industri, kata Bupati, tak lepas untuk menjemput bola proyeksi ke depan tersambungnya jalan tol utara-selatan (Tegal-Banyumas-Cilacap).
Sedangkan dunia pariwisata juga menjadi perhatian besar, lanjut dia, karena selain geliat besar dari masyarakat dan para pelaku pariwisata, berbagai destinasi wisata alami dan buatan di Banyumas tumbuh pesat. Termasuk sektor pendukung dunia pariwisata seperti hunian perhotelan dan wisata kuliner, dengan jemaurnya rumah makan, restoran, cafe hingga tempat-tempat hiburan berbagi level.
“Sektor pariwisata kita tumbuhkan, sekaligus untuk menyongsong beroperasinya Bandara Soedirman di Purbalingga, dan rel ganda Jakarta-Yogyakarta, yang sebagian besar sudah difungsikan,” ujarnya.
Menguatkan sektor pariwisata ini, diyakini akan memberi dampak luas dan memiliki multiplier effect. Seperti, berdampak pada industri kecil dari UMKM, transportasi, perhotelan, dan olahraga.
Karena berbagai kemudahaan sudah dilakukan, masyarakat Banyumas juga turut serta secara aktif untuk sama-sama mewujudkan Banyumas menjadi kabupaten pariwisata.
Kepala DPMPPTSP, Amrin Maruf mengatakan karena bupati telah memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan usaha wisata dan investasi yang mampu menyerap tenaga kerja, maka dalam implementasinya tidak boleh ada yang terhambat, apalagi sampai dihalangi atau terganjal.
“Kami akan berikan fasilitas perizinan kepada investor yang mau mengembangkan usaha wisata dan juga investasi padat kerja,” ujarnya. (Agus Wahyudi-20)