BANYUMAS – Jaringan Sastra Pinggir Kali (Jaspinka) Cirebah, Cihonje, Kecamatan Gumelar terus memasyarakatkan sastra di pelosok desa. Peringatan Hari Puisi Indonesia 2019 yang dilaksanakan Sabtu (31/8) malam, juga menjadi momen penggiat melek puisi.
Ketua Kegiatan Peringatan Hari Puisi Indonesia, Riswo Mulyadi mengatakan bersastra adalah hak setiap warga negara, termasuk warga desa tak terkecuali. Adapun bentuk sastra bisa bermacam-macam mulai dari puisi, cerita, kidung, tembang dan sebagainya. Untuk itulah dalam peringatan hari puisi kemarin malam itulah, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus terlibat.
“Kita ajak tua muda seluruhnya untuk turut serta terlibat dalam kegiatan ini. Mulai dari membaca hingga mengapresiasi, khususnya generasi muda memang kami berharap semakin cinta kepada sastra,” ujar Riswo, yang merupakan penyair sekaligus pendidik di madrasah ibtidaiyah di Gumelar.
Dalam kegiatan kemarin juga turut diluncurkan buku puisi “Jejak Matahari Ombak Cahaya” karya Eddy Pranata PNP yang sebulan lalu baru saja memenangkan lomba menulis puisi yang diselenggarakan Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Hadir dalam acara tersebut sejumlah penyair dan komunitas sastra dari wilayah Purwokerto dan sekitarnya.
“Tak hanya puisi, kami juga mempersilahkan kepada para hadir untuk bisa membaca geguritan, musikalisasi puisi dan sebagainya. Ini menjadi ekspresi dan aktualisasi orang desa untuk semakin beradab di era milenial sekarang ini,” jelasnya.
Eddy Pranata PNP yang juga pentolan dari Jaspinka ini mengatakan potensi sastra sekarang ini tak hanya dimiliki masyarakat perkotaan. Terbukti dari wilayah-wilayah pedesaanpun telah lahir para penulis, pegiat literasi, penyair dan seniman berbakat dan berprestasi hingga nasional.
“Di era sekarang ini informasi tentang perlombaan dan ajang sastra juga dengan mudah kita dapat. Jadi peluang untuk mengembangkan sastra juga terbuka untuk siapapun, di manapun dan kapanpun. Asalkan ada kemauan maka pasti ada jalan untuk itu,” ujarnya.(K37-52)