BANYUMAS – Tak melulu getuk goreng dan mendoan, ternyata di Banyumas ada nopia dan mino yang merupakan makanan berupa cemilan bulat berwarna putih dengan berbagai isian rasa yang bisa anda coba.
Nopia atau Mino mungkin mudah di temui di toko oleh-oleh yang ada di Banyumas.
Tetapi, ada satu kampung unik terkait cemilan ini, yakni di Desa Pekunden Kecamatan Banyumas. Desa ini terkenal dengan sebutan Kampoeng Nopia Mino Banyumas karena dalam satu RT (RT 03 RW 04) yang terdiri dari 110 Kepala Keluarga itu, 21 di antaranya merupakan perajin home industri nopia/mino.
Sekarang kampung tersebut berkembang menjadi wisata swadaya. Kampoeng Nopia Mino sepenuhnya merupakan gagasan dari masyarakat RT 03 RW 04 Desa Pekunden.
Baca Juga : Keren..Sokaraja Kidul Dicanangkan sebagai Kampung Pancasila
”Pembiayaan full dari swadaya warga, di kerjakan bersama-sama hingga menjadi Kampoeng Nopia. Kemudian Juli 2018 kami sepakat membukanya untuk wisata,” ujar Agus Silo, Ketua RT 03 RW 04 /Kampoeng Nopia Mino.
Meski di satukan dalam Kampoeng Nopia Mino, manajemen produksi dan penjualan produk home industri tetap di kelola masing-masing.
Wisata Kampoeng Nopia Mino ada untuk mempertahankan ciri khas pembuatan nopia/mino Banyumas (menggunakan genthong), dan untuk meningkatkan kualitas produksi, serta pendapatan perajin nopia/mino.
Kampung UMKM yang baru saja memenangkan Juara 3 UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga) Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2021 ini menawarkan wisata kunjungan. Pengunjung akan di ajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan nopia dan mino sembari belajar membuatnya.
Kampoeng Nopia Mino juga menghadirkan berbagai spot untuk berfoto (lengkap dengan properti seperti caping dan payung) dari Kebun Toga (Obat Keluarga) hingga lukisan di sepanjang tembok rumah warga.
Konsep “Sinau”
Home stay pun di sediakan bagi para pengunjung yang ingin merasakan tinggal di kampung ini.
”Konsep kami ‘sinau’ (belajar), pengunjung datang kemari melihat dan belajar membuat mino secara langsung,” lanjut Agus.
Untuk mengunjungi Kampoeng Nopia Mino, harga tiket masuk di patok Rp 15.000 per orang dan akan mendapat satu bungkus oleh-oleh mino.
Sedangkan untuk demo pembuatan makanan mino di patok harga 150.000 per sepuluh orang. Demo pembuatan mino di lakukan secara bergilir per home industri.
Kunjungan dalam jumlah besar di sarankan untuk konfirmasi terlebih dahulu kepada pengurus Kampoeng Nopia Mino Banyumas.
Untuk Ramadan ini, wisata kunjungan pembuatan makanan mino (demo) di tutup sementara dan di rencanakan akan buka kembali pasca Hari Raya Idul Fitri.
Baca Juga : Berikut Hikmah dan Kandungan Doa dalam QS Al-Ahqaf Ayat 15
Meski kini wisata demo masih di tutup, produksi dan penjualan nopia/mino tetap berjalan dan pembeli masih terus di layani.
Agus mengaku, pihaknya kini tengah mempersiapkan spot baru di Kampoeng Nopia Mino, yakni memetik bunga teh telang. Dalam Kebun Toga, telah di tanami tanaman bunga telang. Pengunjung dapat memetik sendiri, di seduh menjadi teh atau di bawa pulang.
”Nah ini baru banget, kami sedang mempersiapkan spot baru, yaitu memetik bunga telang. Harapannya dapat di buka setelah lebaran ini,” tandasnya.(MG01-7)