BANYUMAS – Bulan Ramadan membawa berkah bagi banyak orang, termasuk para pedagang gorengan di Banyumas. Salah satu yang merasakan berkah ini adalah Noviana, seorang penjual gorengan di Jalan Nasional Wangon yang menghubungkan wilayah selatan dan utara Jawa.
Dalam sehari, Noviana mengaku pendapatannya meningkat hingga dua kali lipat dibanding hari biasa. Jika biasanya ia hanya membutuhkan 7 hingga 10 kg tepung terigu, kini ia harus menyiapkan hingga 19 kg. Penjualan tempe mendoan yang biasanya hanya 30 bungkus per hari, kini meningkat menjadi 60 bungkus, ditambah 200 tahu isi yang laris dibeli pelanggan menjelang waktu berbuka puasa.
“Alhamdulillah, Ramadan selalu membawa keberkahan bagi saya dan pedagang lainnya di sepanjang jalan ini. Biasanya saya hanya mampu menjual sekitar 30 bungkus mendoan, tapi saat puasa bisa naik dua kali lipat. Selain itu, dari tahu dan bakwan juga lumayan laris,” ujarnya.
Omset Meningkat Hingga Rp1,5 Juta Per Hari
Pendapatan Noviana yang biasanya berkisar Rp700 ribu per hari, kini melonjak hingga Rp1,5 juta sebelum dipotong modal. Karena meningkatnya permintaan, ia pun menyesuaikan jam dagang. Jika di hari biasa ia mulai berjualan pukul 07.00, saat Ramadan ia baru mulai membuka dagangannya pukul 13.00 hingga 19.00 WIB.
Noviana yang sudah berjualan mendoan sejak 2013 mengaku tetap setia di lokasi yang sama. Hal ini membuat pelanggan tetap mudah menemukannya. Salah satu pelanggan setianya, Rahmat, mengaku sering membeli mendoan dari warung Noviana karena rasanya yang khas dan lezat.
“Rasanya enak, apalagi mendoan plungtas, yang langsung dicelup dan diangkat. Teksturnya masih lembek dan gurih,” ujar Rahmat.
Gorengan Beragam, Pelanggan Bisa Pilih Sesuai Selera
Selain mendoan, Noviana juga menjual tahu isi dan bakwan. Harga mendoan besar dijual Rp2.500 per potong. Menurutnya, menyediakan beragam jenis gorengan membuat pelanggan memiliki lebih banyak pilihan.
Dalam menjalankan usahanya, Noviana dibantu oleh saudara perempuannya yang bertugas menggoreng dan melayani pelanggan. “Kalau ramai, kami bergantian menggoreng supaya tidak kelelahan,” katanya.
Mendoan, Kuliner Khas Banyumas yang Mendunia
Mendoan sendiri merupakan makanan khas Banyumas yang sudah diakui sebagai warisan budaya kuliner Indonesia. Terbuat dari tempe tipis yang dibalut adonan tepung berbumbu, mendoan digoreng setengah matang sehingga tetap lembek di bagian dalam.
Masyarakat Banyumas biasanya menikmati mendoan dengan sambal kecap atau cabai rawit. Kini, popularitas mendoan telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Di Wangon, pusat kuliner mendoan berjejer di sepanjang jalan dari terminal hingga perempatan Wangon, dengan jam operasional antara pukul 15.00 hingga 22.00.
Selain warung Noviana, mendoan plungtas yang terletak di dekat kantor Kecamatan Wangon juga terkenal dengan cita rasanya yang khas.
Bagi pecinta kuliner, Ramadan menjadi momen yang tepat untuk berburu jajanan khas ini. Tidak hanya mengenyangkan, mendoan juga membawa cerita tentang tradisi dan kehangatan berbuka puasa di Banyumas.