PURBALINGGA- Bank Syariah Indonesia (BSI) terus mendorong pengembangan desa untuk naik kelas. Salah satunya dengan cara membangun 24 desa tertinggal menjadi desa berdaya yang disiapkan untuk menjadi desa berkembang. Sehingga ke depannya mampu menjadi desa mandiri dan memiliki peningkatan kualitas dari segi ekonomi, sosial dan spiritual.
Sejak tahun 2021, BSI membangun Desa BSI (Bangun Sejahtera Indonesia) yang tersebar dari Aceh hingga Sulawesi. Pemilihan desa dengan cara membagi ke dalam berbagai klaster desa di antaranya pertanian, peternakan, perkebunan dan pariwisata.
Salah satu desa yang tengah dikembangkan yakni Desa Kedarpan, Kecamatan Kejobong, Purbalingga. Desa ini memiliki potensi peternakan kambing khas Purbalingga yakni kambing kejobong.
(Baca Juga: PNM Berikan Fasilitasi 500 NIB Gratis)
Sejak hadirnya BSI, masyarakat desa khususnya Kelompok Tani Ternak Ngudi Dadi mendapatkan pendampingan, pelatihan dan pengembangan peternakan kambing. Walhasil, saat ini menjadi desa percontohan peternakan di Jawa Tengah.
BSI bersama BSI Maslahat membangun Desa BSI dengan tiga pilar diantaranya peningkatan kapasitas pengetahuan masyarakat, pengembangan usaha masyarakat (aspek budidaya sampai pemasaran) serta penguatan kelembagaan masyarakat. Keseluruhan pilar tersebut dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat serta pendampingan baik secara teknis maupun penguatan aspek spiritual.
Pendampingan Tank Ternak
Penerapan ini juga dilakukan di Desa Kedarpan dalam kegiatan pendampingan Kelompok Tani Ternak Ngudi Dadi yang saat ini menaungi lebih dari 50 orang. BSI hadir melalui fasilitasi dalam membangun sistem peternakan yang lebih baik, dari proses pemeliharaan ternak hingga pemasaran dimana saat ini mulai bersaing melalui sistem digital.
Saat ini jumlah hewan ternak yang dibudidayakan mencapai 500 ekor. Jumlah ternak akan bertambah hingga 1500-2000 ekor jika menjelang Hari Raya Idul Adha. Sebelum program Desa BSI masuk pemeliharaan ternak di KTT Ngudi Dadi hanya sekitar 20 ekor.
(Baca Juga: Aplikasi Simaster dan Sigoakmas Diluncurkan)
Kemanfaatan Desa BSI juga dirasakan dari sisi peningkatan pendapatan petani. Dalam setahun omset penjualan dapat mencapai Rp 1,5 – 3 miliar. Hal ini berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan petani mencapai Rp 1 juta/bulan, jika dibandingkan dengan sebelum program yang rata-rata hanya sekitar Rp 500 ribu/bulan.
“Selain itu kehadiran Desa BSI juga dirasakan manfaat bagi UMKM di sekitar desa. Dengan tumbuhnya UMKM-UMKM yang menjajakan hasil pertanian, bisnis baru melalui homestay dan meningkatnya awareness masyarakat dengan QRIS untuk transaksi kepada wisatawan”, ujar RCEO BSI Region Semarang Imam Hidayat Sunarto.
Imam menambahkan, sejalan dengan tumbuhnya bisnis baru, masyarakat juga ikut terbantu dengan literasi keuangan syariah. Caranya, melalui proses pendampingan pencatatan keuangan yang apik, menyimpan uang dengan aman di bank dan juga bagi UMKM untuk kelas menengah bisa mengajukan pembiayaan UMKM melalui BSI.
Pembiayaan UMKM
Dukungan Bank Syariah Indonesia untuk pengembangan UMKM di Jawa Tengah juga terus mengalami peningkatan. Tercatat per November 2022, jumlah penyaluran pembiayaan mikro mencapai Rp 1,744 Triliun tumbuh 52,4 % year on year. Dengan jumlah nasabah mikro mencapai 18.317 orang, sedangkan untuk wilayah Purwokerto dan sekitarnya, pembiayaan UMKM mencapai Rp 463,5 Miliar tumbuh 60,15 % year on year dengan jumlah nasabah sebanyak 4.586 orang.
Sebaran segmen usaha mikro di wilayah Jawa Tengah didominasi oleh segmen usaha makanan dan minuman, manufacturing, pertanian dan peternakan.
(Baca Juga:Kapan Jadwal TV Analog Switch Off di Banyumas? Ini Informasinya)
BSI terus mendukung usaha mikro sebagai salah satu segmen yang digarap serius untuk menciptakan sustainable financing. Berbagai strategi yang telah dilakukan yakni Bank Syariah Indonesia terus mendorong para pelaku usaha UMKM untuk meningkatkan kapabilitas bisnisnya melalui berbagai aspek. Di antaranya berbagai terobosan telah dilakukan untuk mendukung digitalisasi UMKM dan mencapai target realisasi penyaluran usaha UMKM.
Di antaranya pengembangan platform per trade area, mengoptimalkan peran agregator dan reseller, perluasan pasar serta peningkatan SDM dan bantuan dana untuk UMKM dengan payung PEN melalui program BPUM (Bantuan Produktif Usaha Mikro). Kemudian subsidi KUR Super Mikro serta modal koperasi lewat LPDB serta sinergi dengan berbagai kementerian dan BUMN yang memiliki UMKM binaan yang memiliki kualitas baik. (ri-4)