PURWOKERTO -Komisi III DPRD Banyumas minta kualias dan mutu sejumlah bahan pokok untuk program bantuan pangan nontunai (BPNT) diperbaiki.
Hal ini menyusul pengalaman penyaluran dua bulan sebelumnya yang terjadi banyak komplain dari keluarga penerima manfaat (KPM).
“Pengalaman dua bulan sebelumnya yang banyak dikomplain dari para penerima, maka mulai bulan ini (Maret) yang nilai bantuannya naik menjadi Rp 200.000, harus lebih baik. Jangan sampai kasus seperti temuan sayur busuk dan kualitas beras yang jelek ditemukan lagi,” kata Ketua Komisi III, Rachmat Imanda, Kamis (5/3).
Pascakejadian temuan sayuran busuk saat penyaluran Februari lalu, Komisi III sudah memanggil dinas terkait. Pihak dinas melaporkan sudah ada evaluasi dan pihak distributor dan penyuplai menyatakan sanggup memperbaiki untuk tahap berikutnya.
“Hari ini (kemarin-red), dari dinas juga menggelar rapat untuk evaluasi dan persiapan penyaluran bulan ini, makanya kita minta kejadian bulan sebelumnya tidak terulang lagi. Para penerima banyak yang menyampaikan keluhan, tapi mereka mengaku tidak berani protes atau mengembalikan, khawatir namanya dicoret dari daftar penerima,” kata wakil rakyat dari Gerindra ini.
Dia mengatakan, komisinya memiliki fungsi pengawasan agar program pemerintah untuk masyarakat tidak mampu ini disalurkan sesuai dengan ketentuan yang sudah diputuskan.
Misalnya untuk beras, karena sebelumnya beras yang didistribusikan oleh Bulog dalam kondisi tidak bagus. Padahal sebelum diambilalih distribusinya oleh Bulog, saat ditangani oleh e-warung masing-masing kondisinya bagus.
“Untuk beras kan mulai bulan ini, setiap KPM menerima 14 kg, sebelumnya 10 kg. Apakah ini masih ditangani oleh Bulog atau sudah diganti pihak lain atau malah langsung diserahkan kepada paguyuban e-warung per kecamatan. Siapa pun yang menyuplai, kita minta ada komitmen perbaikan kualitas,” tuturnya.
Tetap Bulog
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Penanganan Fakir Miskin Dinsospermades, Lili Mudjianto mengatakan, rencana penyaluran bulan ini antara 15-25 Maret. Mulai bulan ini, nilai nomimal yang dibelanjakan dalam bentuk barang bahan pokok menjadi Rp 200.000.
“Sesuai SK Kemensos yang baru sekarang Rp 200.000. sebelumnya masih Rp 150.000. Ini untuk mencukupi kebutuhan karbohidrat, protein hewani, nabati dan kalori,” katanya.
Dia menggambarkan, bantuan beras menjadi 14 kg, dengan harapan KPM bisa makan sampai 28 hari atau sehari setengah kilogram. Uuntuk distributor beras tetap dari Bulog. Namun tidak langsung over packing terus disalurkan ke KPM. Namun beras tersebut diolah lagi oleh rekanan Bulog yang menjadi penyuplai untuk BPNT.
“Ada 47 penyuplai yang menjadi rekanan Bulog, mereka yang bertanggungjawab langsung ke e-warung. Jadi kualitasnya tetap bisa terjaga,” jelas dia.
Untuk bahan pokok telur disalurkan oleh masing-masing agen. Sedangkan untuk sayur, pada bulan ini jenisnya kentang, supaya aman dan tidak rusak. Untuk tempe disuplai oleh masing-masing komunitas yang ada di lokasi terdekat, yang dikoordinasikan oleh masing-masing ketua paguyuban e-warung.
“Untuk daging disuplai oleh asosiasi penjual daging Kabupaten Banyumas dengan anggota 30 orang,” katanya.
Untuk persiapan penyaluran bulan ini, pihaknya telah mengundang 27 ketua paguyuban e-warung yang membawahi 753 agen atau e-warung. Kemudian penyuplai dan Bank Mandiri yang mentransfer uang bantuan ke rekening para KPM.(G22-60)