BANYUMAS-Prospek ekonomi beternak kelinci potong di wilayah Banyumas saat ini masih terbuka lebar dan cukup menguntungkan. Pasalnya tingginya kebutuhan kelinci potong belum dapat terpenuhi oleh peternak lokal.
Peternak kelinci asal Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, Tamsi mengaku kewalahan untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan pasar terhadap daging kelinci ataupun benih kelinci potong. Meski dirinya saat ini memelihara sekitar 40 indukan kelinci, namun ia belum dapat memenuhi kebutuhan para pedagang kuliner daging kelinci.
“Belum lama ini saya diminta dalam waktu satu minggu, saya harus mengirimkan 17 ekor kelinci siap potong. Namun saya mengaku tak mampu,” katanya.
Tamsi mengatakan dari hasil pertemuannya dengan paguyuban peternak kelinci di Banyumas, saat ini jumlah permintaan kelinci potong juga terus meningkat. Dari data paguyuban kelinci yang diikutinya, di wilayah Purwokerto terdapat lebih dari 17 pedagang kuliner yang membutuhkan kelinci potong setiap hari. Namun hal tersebut belum dapat dipasok oleh peternak lokal seluruhnya.
“Makanya kami sebenarnya juga terus mengajak kepada tetangga atau kawan-kawan saya yang berminat untuk bisa mengembangkan kelinci potong ini. Karena semakin ke depan prospek ekonominya termasuk bagus,” ujarnya.
Satu ekor kelinci produktif kata Tamsi, biasanya bisa menghasilkan anakan kelinci lima sampai 10 ekor. Dalam waktu empat bulan, kelinci anakan tersebut bisa siap potong atau siap jual. Untuk kelinci potong, harga per kilogram mencapai Rp 30 ribu. Padahal satu ekor kelinci umur tiga sampai empat bulan bisa mencapai berat lebih dari tiga kilogram.
“Sementara itu untuk indukan kelinci harganya bervariasi. Namun untuk yang siap produksi biasanya mencapai harga ratusan ribu rupiah. Tergantung ukuran dan jenis kelincinya juga,” jelasnya.
Pehobi kelinci hias, asal Ajibarang, Rahmat Aziz mengatakan selain kelinci potong, kelinci hias juga punya prospek ekonomi yang menarik. Terbukti dari pembeliannya ke pedagang di wilayah Banyumas, harga sepasang kelinci hias anakan bisa mencapai Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
“Untuk membelinya pun tak mudah. Kita harus berburu ke peternaknya. Pernah saya melihat ada yang menjual pasar ‘dadakan’ GOR Satria Purwokerto, namun itu hari Minggu saja,” jelasnya.(K37-20)