PURWOKERTO – Bagi kalian yang tinggal di Pulau Jawa, saat ini kalian mungkin merasakan suhu udara, khususnya pada malam hari terasa begitu dingin, seperti sedang berada di dataran tinggi. Bisa jadi, kondisi tersebut sedang berlangsung musim bediding.
Mengutip dari wikipedia, bediding (bahasa Jawa: bedhidhing) adalah istilah untuk menyebut perubahan suhu yang mencolok khususnya di awal musim kemarau.
Suhu udara menjadi sangat dingin menjelang malam hingga pagi, sedangkan pada siang hari suhu melonjak hingga panas menyengat.
Perubahan suhu yang demikian terjadi selama tiga hingga empat bulan dan selalu pada pertengahan tahun antara bulan Juni sampai Agustus.
Baca Juga : Di Tengah Kesibukan sebagai Anggota Dewan, Mugiarti Raih Program Doktor
Bediding juga dikenal sebagai musim bediding yang merupakan musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Posisi Matahari Terjauh
Musim bediding terjadi karena pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari berada pada posisi terjauh di sebelah utara garis khatulistiwa sehingga menyebabkan belahan bumi sebelah utara menjadi panas dan belahan bumi selatan menjadi dingin.
Letak pulau Jawa, Bali, dan Kepulauan Nusa Tenggara yang berada di sebelah selatan garis khatulistiwa menyebabkan wilayah-wilayah menjadi lebih dingin dari pada biasanya.
Angin musim dingin dari Australia juga turut andil menjadikan pulau Jawa menjadi lebih dingin.
Praktisi Cuaca dan Kelautan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo menjelaskan, saat posisi pergerakan semu matahari tepat di 23,5° Lintang Utara (LU), belahan bumi selatan khususnya Australia memasuki musim dingin.
Angin yang bertiup dari Benua Australia atau angin dari timur dan tenggara juga memengaruhi suhu udara sebagian besar wilayah di Indonesia.
Baca Juga : Cek Pembangunan SMKN Lumbir, Ganjar : Pernah Lihat Video Saya?
Berdasarkan catatan database BMG Maritim, suhu minimum yang pernah di capai tujuh tahun terakhir (sebelum tahun 2007) adalah 19 °C pada tanggal 1 Juni 2004.(*-7)